Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

nesia, penaikan Sang Saka Merah Putih dan dibentuklah K.N.I. sesetempat jang kemudian merata ketiap-tiap kampung dalam Keresidenan Tapanuli.

Serentak dengan berdirinja K.N.I. pemuda-pemuda sesetempat bergabung dalam P.R.I. (Pemuda Republik Indonesia) jang dengan semangat jang berkobar-kobar sedia berdjuang dan berkorban untuk membela dan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Untuk membiajai badan perdjuangan pada beberapa tempat didirikan Fonds Kebangsaan jang kemudian ditukar mendjadi Fonds Kemerdekaan pada tanggal 15 Oktober 1945.

Ketetapan Pemerintah Pusat Sumatera tentang keangkatan Residen Tapanuli Dr. F. Lumbantobing diterima pada tanggal 3 Oktober 1945, dan kantor Keresidenan Tapanuli mulai dibuka dengan resmi serta pegawai-pegawai pemerintah nasional melepaskan diri dari Djepang.

Pada tanggal 17 Oktober 1945 pada waktu perajaan hari Kemerdekaan jang mula-mula sekali dirajakan dengan resmi di Tapanuli, tanah lapang jang luas di Tarutung penuh sesak dan seakan-akan petjah oleh kundjungan penduduk laki-laki dan perempuan, tua muda dari segala golongan, lapisan dan agama, jang berdjumlah lebih dari 15.000 orang.

Sesudah diadakan upatjara dan penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih dan dibatjakan Pernjataan Kemerdekaan, jang telah diproklamirkan 2 bulan jang lampau serta disambung dengan pidato-pidato jang bersemangat, pada waktu itulah sekalian jang hadir dengan tulus dan ichlas dan didalam keadaan insjaf, sedar, mengutjapkan IKRAR-BERSAMA, jang bunjinja sebagai berikut:

„Demi Allah. Kami Rakjat Tapanuli bersumpah akan memenuhi kewadjiban kami sebagai rakjat dari Negara Republik Indonesia, setia kepada Presiden, bersedia mengorbankan harta, tenaga, pikiran dan djiwa raga untuk keselamatan Negara Republik Indonesia”.

Seluruh Tapanuli merajakan hari Kemerdekaan itu dengan perasaan terharu dan gembira dan seluruh rakjat mengikrarkan sumpah setianja dengan hati jang tulus dan ichlas.

Mulai dari saat itu 1.300.000 djiwa rakjat Tapanuli patuh dan siap sedia, untuk menentang segala rintangan-rintangan dan melaksanakan segala perintah-perintah untuk keselamatan dan kepentingan Negara.

Rapat samudera di Medan pada 6 Oktober 1945, rapat samudera di Kutaradja pada 14 Oktober 1945, dan rapat samudera di Tarutung pada 17 Oktober 1945 menjatakan bahwa proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 sudah berdiri di Sumatera Timur, Atjeh dan Tapanuli.

——————

34