Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/314

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Minangkabau,
 Bengkalis,
 Indragiri,
 Djambi,
 Riau,
 Bangka,
 Belitung,
 Sumatera Selatan,
 Lampong,
 Bengkulu,
 Terlepas dari segala perbedaan faham politik saja menjatakan pengharapan saja, supaja Atjeh djuga akan menjuruh suatu perutusan mewakilinja pada muktamar pertama dari suku-suku bangsa Sumatera ini.
 Pembesar-pembesar di Sabang telah diperintahkan untuk menjambut perutusan Tuan dan mengawaninja ke Medan dengan kapal terbang.

Wali Negara Sumatera Timur,

(T. Dr. Mansur) .


 Surat jang dialamatkan kepada Kepala Pemerintah di Gunung Sitoli sama bunjinja dengan jang tersebut diatas, terketjuali dibubuhi dengan keterangan bahwa : „ Kapal perang „ Kortenaer” akan menjinggahi Nias pada hari Ahad 20 Maret ini dan akan memberikan bantuan agar perutusan Nias beroleh kesempatan melakukan perdjalanan ke Medan".

ATJEH MENGERTI BETUL.

 Berhubung dengan undangan jang disampaikan oleh Wali Negara Sumatera Timur T. Dr. Mansur ini, maka Gubernur Militer Tgk. Daud Beureueh pada tanggal 23 Maret 1949 menjatakan kepada surat kabar ,,Semangat Merdeka" di Kutaradja sebagai berikut : ,,Perasaan kedaerahan di Atjeh tidak ada, sebab itu kita tidak bermaksud untuk membentuk satu Atjeh Raja sebagai Tapanuli Raja, Bengkulen Raja, Bangka Raja dan lain-lain , karena kita disini adalah bersemangat Republikein .
 Sebab itu djuga, undangan dari Wali Negara Sumatera Timur tersebut kita pandang sebagai tidak ada sadja dan karena itulah tidak kita balas .
 Di Atjeh tidak ada terdapat salah paham sebagaimana diterangkan oleh Belanda itu , bahkan kita mengerti betul, apa jang dimaksud oleh Belanda itu dengan Muktamar Sumateranja .
 Maksud Belanda ialah hendak mendiktekan kepada Dr. Mansur supaja mendjalankan politik pintar busuknja itu untuk memetjah belah Republik ini karena Belanda sendiri telah selalu gagal dan tidak bisa mendjalankan politik devide et empera-nja lagi.

292