Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/295

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

perdjalanan ke Atjeh, tetapi djuga pada saat itu, tidak diperkenankan. Belanda menjerang Bukittinggi, dan saja terpaksa, bukan lari, tetapi menghindarkan diri dari tangkapan Belanda jang seperti saudara- saudara ketahui , membentuk dan memimpin pemerintah Darurat

 Kemudian setelah Djokja dipulihkan, saja diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri jang berkedudukan di Kutaradja. Berkali-kali saja hendak pergi ke Atjeh, tetapi rupanja Tuhan belum mengizinkan. Baru saja diperkenankan sampai di Atjeh, jaitu pada tanggal 23 bulan ini, tepat bersamaan dengan Konperensi Medja Bundar.

 Rupanja saja mesti menjaksikan dari tengah- tengah saudara-saudara jang sampai kini telah berhasil memelihara daerah saudara dari pada Belanda . Rupanja saja diwadjibkan untuk menjaksikan djalannja perundingan di Den Haag dari tengah-tengah rakjat Atjeh jang sanggup apabila perundingan itu gagal , meneruskan perdjuangan . Djadi rupanja semuanja itu sudah ada rantjangan dari atas , bukan dari Pemerintah Pusat, tetapi dari jang lebih atas lagi, jang lebih berkuasa.

 Saja memang lambat laun dalam perdjuangan sekarang ini mesti mengakui, bahwa diatas segala rentjana, diatas segala perhitungan manusia ini, maka ada rentjana jang lebih besar, jang achirnja harus kita akui, sebagai rentjana jang sempurna jang tidak bisa kita elakkan, kita kesampingkan dengan rentjana sebagaimanapun djuga jang timbul akal manusia. Dan oleh karena itu kalau kini saudara- saudara bertanja kepada saja, bagaimana akan berlangsungnja Konperensi Medja Bundar ini , apakah benar-benar Belanda akan menjerahkan kedaulatan sepenuhnja dan tidak bersjarat seperti telah didjandikan oleh Pemerintah Belanda, maka saja tidak dapat memberikan djawaban jang pasti, hanja saja dapat mendo'akan , mudah -mudahan perundingan-perundingan itu bisa selesai dengan membawa hasil-hasil jang sebaik-baiknja bagi kita.

 Seterusnja Wakil Perdana Menteri menjampaikan ,,Memang agressi Belanda jang kedua ini rupa- rupanja harus dialami oleh kita sebagai udjian untuk membersihkan djiwa kita sebersih-bersihnja .

 Seperti saja terangkan tadi, kemerdekaan itu tidak bisa dihilangkan lagi. Atau seperti diterangkan, bahwa Belanda tidak bisa memutar djarum sedjarah kembali. Kalau memang sudah pukul 12 tidak bisa dikembalikan mendjadi pukul 11, karena itu berarti, bahwa Belanda dapat memutar kembali matahari jang sedang berdjalan . Begitu djuga kemerdekaan itu tidak bisa dihalangi oleh Belanda.

 Tetapi disamping itu kita harus insjaf, bahwa kita tidak bisa djuga mempertjepat djalannja sedjarah . Sebagaimana Belanda tidak bisa mengembalikan, begitu djuga kita tidak bisa mendorong matahari untuk lebih tjepat djalannja. Oleh karena itu disamping kejakinan, bahwa kemerdekaan kita itu tidak bisa dielakkan, maka kita djuga harus sabar, bukan sadja menanti apa jang akan terdjadi tetapi sabar mengerdjakan usaha-usaha jang tidak usah dipusingkan apa akan hasilnja .

 Seperti djuga kita bertjotjok tanam, kita mentjangkul tanah, menabur benih, tetapi hasilnja terserah kepada Tuhan. Kita pertjaja


18

273