Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/296

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bahwa masih ada Tuhan, kita telah melihat bahwa kemerdekaan kita ini telah ditakdirkan Allah, maka jakinlah kemerdekaan kita ini tidak akan sia-sia.  Kalau kita melihat djalannja sedjarah, disamping kita tidak usah memusingkan tentang hasilnja dari pada Konperensi Medja Bundar ini, lebih-lebih kita harus memperhatikan, apakah jang kita harus kerdjakan pada masa sekarang. Kemerdekaan kita bisa kita katakan sebenarnja sudah masuk dalam saku kita ini. Tidak bisa diambil kembali oleh Belanda. Tetapi pekerdjaan jang lebih berat nanti jaitu sesudah kedaulatan nanti iserahkan kepada kita. Sesudah Republik Indonesia Serikat dibentuk barulah akan terdjadi pekerdjaan-pekerdjaan jang berat sekali jang lebih sulit dari pada pekerdjaan jang sudah-sudah. Belanda telah meninggalkan negeri kita dalam keadaan katjau balau".
 Pada tanggal 23 September 1949 , tiba di Kutaradja Menteri Pertahanan merangkap Acting Perdana Menteri, Sri Sultan Hamengku Buwono. Turut serta Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat Mr. Assaat dan Menteri Penerangan Mr. Sjamsuddin .
 Dalam rapat umum jang bertempat didepan Mesdjid Raja Kutaradja, Mr. Asaat antara lain mengemukakan: „Uraian saja ini saja mulai dengan tanggal 19 Desember 1948. Pada tanggal tersebut, kita semua mengetahui bahwa pihak Belanda memulai serangan dan memperkosa kedaulatan N.R.I.
 Apa tudjuan dari pada perkosaan itu, ialah untuk menghantjurkan Republik, untuk menghapuskan N.R.I. sebagai Negara dari muka bumi ini. Inilah jang mendjadi tudjuan jang utama dari pihak Belanda untuk memulai serangan atas aksi militer jang kedua itu.
 Tudjuan jang kedua ialah untuk menjatakan kepada dunia bahwa Negara Republik Indonesia itu, hanjalah usaha dari Bung Karno dan Hatta serta beberapa pemimpin sadja, dan mereka akan menundjukkan kepada dunia, djika Bung Karno dan Bung Hatta dan beberapa Pembesar atau pemimpin-pemimpin itu bisa ditangkap dan diasingkan, maka hantjurlah Republik dan mereka akan sanggup mengembalikan keamanan dan keinakmuran ditanah Indonesia.
 Mereka memang pintar untuk memilih waktu untuk memulai serangannja, jaitu pada waktu Republik Indonesia habis menjelesaikan peristiwa Madiun, dimana tenaga tentera kita dikerahkan untuk menghapuskan pemberontakan jang sudah terdjadi pada 15 September tahun 1948 itu.
 Kedua, mereka memilih waktu jang baik jaitu ketika Paduka Jang Mulia Presiden hendak berangkat keluar negeri, ketika kebetulan Paduka Jang Mulia Wakil Presiden sedang sakit, dan ketika tentera kita lagi hendak mengadakan latihan diluar kota Djokja. Pendeknja segala factor untuk mendjamin kemenangan mereka kumpulkan waktu itu.
 Memang dalam sehari sadja, ibu kota kita Djokjakarta dapat diduduki dan pada hari itu djuga Presiden, Wakil Presiden beserta beberapa orang Menteri dapat ditangkap. Pendeknja memang betul
274