Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/294

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Inilah nasehat kita jang penghabisan kepada saudara-saudara dari tempat ini. Barangkali lusa saja akan meninggalkan Kutaradja, akan bertolak dari Atjeh dengan membawa kenang-kenangan jang baik dari sini, melihat wadjah saudara-saudara berseri-seri kegembiraan, tanda keta'atan saudara- saudara kepada pemimpin-pemimpin, kepada Pemerintah Pusat".

 Rapat samudera ini, jang diadakan pada waktu malam, dihadiri oleh lebih kurang 30.000 pengundjung dari Kutaradja dan sekitarnja, bahkan jang datang puluhan kilometer dari luar kota.

 Perajaan Ulang tahun 17 Agustus 1949 dirajakan dengan tjara besarbesaran di Kutaradja.

 Pagi-pagi dimulai djam 8 W.S. diadakan upatjara peringatan bertempat ditanah lapang besar.

 Disitu hadlir sebahagian dari Tentera Nasional Indonesia Dipisi X, pembesar-pembesar Negara, pamong-pamong pradja dan pegawai Negara.

 Pembukaan upatjara dimulai dengan menaikkan bendera Sang Saka dan bunji sirene lamanja satu menit, dan kemudian diikuti dengan tembakan meriam 21 das. Sudah itu dilagukan Indonesia Raja.

 Berturut-turut berpidato Komisaris Pemerintah Pusat Sumatera Utara dan Gubernur Militer Daerah Atjeh, Langkat dan Tanah Karo.

 Kemudian diadakan pemeriksaan tentera oleh Gubernur Militer Daerah Atjeh, Langkat dan Tanah Karo beserta Komisaris Pemerintah Pusat Sumatera Utara dan beberapa pembesar Negara.

 Tentera melakukan defile dan berbaris mengelilingi kota dengan muziek Tentera.

 Djam 11 W. S. diadakan resepsi bertempat di-istana, jaitu tempat kediaman Residen d/p pada Komisaris Pemerintah Pusat Sumatera Utara, T. M. Daudsjah.

 Dari Atjeh turut serta menghadliri Konperensi Medja Bundar di Den Haag, Residen T.'M. Daudsjah.

 Pada tanggal 23 Agusttus 1949, Wakil Perdana Menteri Mr. Sjafruddin Prawiranegara tiba di Kutaradja.

 Turut serta Menteri Agama Ki Hadji Masjkur.

 Dalam rapat umum, jang diadakan pada tanggal 29 Agustus malam, Mr. Sjafruddin Prawiranegara antara lain menjatakan : Saja mengutjapkan sjukur kehadirat Allah, bahwa saja achirnja dapat djuga sampai di Atjeh, sampai di Kutaradja ini. Saja mengutjap sjukur itu, karena mengingat untuk pergi ke Atjeh ini, sebenarnja sudah lama dikandungan saja. Sedjak tahun 1947 waktu rombongan Pemerintah Pusat terdiri atas Mr. Rum, Mr. Maria Ulfah, Ir. Putuhena dan saja sendiri mengelilingi Sumatra, maka pada waktu itu kami bermaksud hendak meneruskan perdjalanan ke Atjeh, tetapi Tuhan tidak rupanja mengizinkan. Di Medan kita terpaksa menghentikan perdjalanan dan kembali ke Djawa, oleh karena waktu itu negara kita menghadapi keadaan jang sangat genting, jaitu menghadapi agressi Belanda jang pertama. Kemudian sebelum petjah perang dengan Belanda jang kedua ini, maka saja bermaksud bukan sadja pergi ke Bukittinggi, tetapi meneruskan

272