Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/293

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

garakan kembalinja pemerintah Republik ke Djokjakarta. Kembalinja Pemerintah Republik ke Djokja adalah satu tuntutan jang terutama bagi kita dalam penjelesaian iri, oleh karena inilah satu tanda bagi kita, kekuatan roh Republik, kekuatan djiwa Republik. Republik akan tidak bisa dihapuskan dengan aksi militer apapun djuga.

 Djadi dengan maksud inilah saja datang kemari. Selain dari pada itu pula saja dapat memenuhi tjita-tjita saja jang lama, karena sudah 2 kali saja berniat datang ke Atjeh ini, tetapi kedua-dua kalinja gagal, oleh karena kedjadian jang sekonjong-konjong. Pertama kali tatkala saja dalam perlawatan ke Sumatera dan akan mendjalani Sumatera sedjak dari Selatan sampai ke Utara singgah disegala tempat pada djalan darat, maka sesampainja di Siantar mulailah aksi militer jang pertama, hingga perdjalanan itu kandas disana. Kedua kalinja pada penghabisan tahun jang lalu saja djuga akan melawat kemari, tidak lagi djalan darat, tetapi djalan uadara. Tetapi oleh karena perundingan jang sekonjong-konjong mendesak di Djokjä, maka batal lagi perdjalanan saja itu jang sudah sampai di Bukittinggi, malahan sudah sampai ke Tapanuli.

 Sjukurlah jang ketiga kalinja sampai saja disini bertemu, dengan saudara-saudara, dapat meng-eratkan pertanian antara kita, meng-eratkan pertalian antara Pemerintah Pusat dengan rakjat disini, mempererat sendi Negara Republik Indonesia.

 Sajang saudara-saudara, saja sekali ini hanja datang buat beberapa. hari sadja, tidak sampai saja memenuhi tjita-tjita saja untuk djuga berkeliling didaerah Atjeh ini. Kota2 lain tidak dapat saja singgahi, hanja Kutaradja sadja, tetapi mudah-mudahan dikemudian hari dapat saja djalankan maksud saja ini.

 Seterusnja Wakil Presiden menjampaikan amanatnja, jaitu: „Saudara-saudara terimalah satu amanat dari saja.

 Siapa jang berdjuang dan sudah mengaku kalah, dia mesti kalah. Kita dalam berdjuang bisa menderita kekalahan, tetapi djangan sekalikali mengaku kalah.

 Perdjuangan kita jang memakan waktu lama ini tentu disana sini menderita kekalahan, tetapi kita tidak boleh mengaku kalah. Dalam kekalahan kita mestilah tetap dalam pikiran kita, dalam tekad kita, bahwa kita mesti menang, dan achirnja kita mesti menang djuga.

 Djadi saudara-saudara, inilah tekad jang harus ditanam dalam djiwa kita, djangan sekali-kali mengaku kalah".

 Achirnja Wakil Presiden mengatakan: ,,Sering kita mendengar sembojan ,,Bersatu kita teguh, berpetjah kita djatuh". Tjamkanlah sembojan ini dalam hati saudara-saudara. Baiklah untuk sementara kita lupakan perselisihan antara kita sesama kita jang perselisihan itu dikemudian hari mungkin dapat dibereskan setjara damai, setjara mudah sekali, akan tetapi pokok tudjuan kita bersama adalah mentjapai rakjat jang makmur, rakjat jang merdeka, rakjat jang sedjahtera. Tetapi dalam masih kita memperdjuangkan tjita-tjita kita ini, padulah persatuan, djagalah persatuan. Kalau tidak dengan persatuan kita akan hantjur.

271