Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/284

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Panitia itu sedangkan aliran-aliran jang berdasarkan pendirian Republik mendapat tekanan jang hebat.

Penjerbuan ke Tapanuli pada tanggal 22 Desember, diwaktu seluruh Umat Kristen dalam persiapan memestakan dan memperingati hari lahir Nabi Isa, tidak mudah dilupakannja . Penjerbuan ini terus menerus sampai tanggal 24 , 25, 26 Desember. Buat Umat Kristen Tapanuli berarti kepiluan kesedihan dan tjutjuran air mata, mendo'akan kepada jang Maha Kuasa, memohonkan ketabahan dan ampunan kepada jang berdoea; karena bukankah mereka jang menjerbu ini beragama Kristen djuga?

Bulan Desember 1948 dituruti 1 Djanuari 1949, penjerbuan terus ke Padang Sidempuan. Seluruh rakjat mengungsi.

Kesemuanja ini diikuti kedjadian-kedjadian jang memperkokoh kebathinan perdjuangan rakjat.

Perdjuangan rakjat dan pemuda di Tapanuli, dan jang paling utama perdjuangan kaum ibu dipegunungan mempunjai sedjarah jang tersendiri.

Bukanlah mereka jang memimpin gerakan-gerakan mearah status Tapanuli jang istimewa jang diangan-angankan Belanda semula, jang mendjadi representasi rakjat Tapanuli, tetapi mereka jang mengembara dipegunungan ataupun meringkuk dalam tahanan, pemimpin pemimpin rakjat, Pamongpradja dan sebagainja bukan sadja di Tapanuli tetapi djuga didaerah lain, jang tahan menderita tidak mengeluh , tetapi tetap jakin kepada pemimpin²nja, tetap berpegang kepada sumpah jang telah diikrarkan : „tetap setia kepada Negara, kepada P.J.M. Presiden dan Wakil Presiden”.

Ada orang menjangka atau mengatakan bahwa pemerintahan sipil dari Republik diwaktu itu telah runtuh dan tidak berdjalan lagi. Kenjataan-kenjataan membuktikan bahwa pemerintahan Republik berdjalan terus dan hanja ditempat kedudukan tentera keradjaan jang pada lahirnja tidak berdjalan, tetapi bathinnja berdjalan terus. Pegawai-pegawai Republik jang setia banjak jang tinggal ditempat pendudukan dalam perdjuangan setjara „legaal”.

Selain dari 2 atau 3 orang, seluruh pamongpradja setia dan banjak jang mengembara dipegunungan melaksanakan kewadjibannja. Kabupaten Batanggadis (Mandailing Natal) tetap bulat dalam kekuasaan Republik, demikian djuga Nias. Padang Lawas hanja sedikit jang diduduki, jaitu Gunungtua dan sekitarnja dan Pasar Natanggor jang sekali-kali dikundjungi patroli.

Di Kabupaten Padangsidempuan hanja kota Padangsidempuan dan Batang Toru jang penuh dalam suasana pendudukan tetapi diluar kota tidak ada keamanan bagi orang-orang jang menentang atau mengchianat Republik. Demikian djuga keadaan-keadaan di Kabupaten Sibolga dan Tapanuli Utara.

Seluruh Pamongpradja dan pegawai- pegawai lain hanja menunggu saat dapat kembali dengan aman ketempat kedudukan mereka untuk melaksanakan kewadjiban . Dengan staf Pamongpradja jang setia ini da-

262