Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/278

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Raja, Embal-embal Petarum, Kutatjane, dan Lau Diski mengalami keganasan pemboman dan senapan mesin oleh pesawat-pesawat udara Belanda.

 Sebagian besar daripada korban-korban pemboman dan senapan mesin itu terdiri dari orang-orang tua, kaum ibu dan anak-anak.

 Memang demikian tabiat tentera Belanda kerugiannja oleh serangan gerilja T.N.I. dibalaskan dengan persewenangan kepada rakjat biasa.

 Kapten Pala Bangun gugur dalam pertempuran menghadapi musuh di Bertah. Sebagai kenang- kenangan terhadap perdjuangan Kapten Pala Bangun, Naksi Sinulingga mentjiptakan satu lagu jang disebutnja, lagu ,,tudjuh Mei", sebagai kenang-kenangan atas hari gugurnja Pala Bangun bersamaan dengan tertjapainja persetudjuan Rum-Royen.

D. P. R. I.

 Sesuai dengan radio-gram dari Presiden dan Wakil Presiden memindahkan kekuasaannja dengan instruksi kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara (Menteri Kemakmuran jang berada di Sumatera) supaja menjusun Pemerintah Darurat Republik Indonesia, maka pada tanggal 19 Desember 1948 dibentuklah di Sumatera Kabinet Darurat dari Pemerintah Darurat Republik Indonesia, sebagai berikut :

  1. Mr. Sjafruddin - Ketua, merangkap Pertahanan, Penerangan dan mewakili urusan Luar Negeri.
  2. Mr. A. A. Maramis - Menteri Luar Negeri.
  3. Mr. Teuku Mohd . Hassan - Pengadjaran, pendidikan dan Kebudajaan mewakili urusan Dalam Negara dan Agama.
  4. Mr. Lukman Hakim - Keuangan dan mewakili Kehakiman. Perburuhan dan Sosial, Pembangunan Negara dan Agama. dan Pemuda, serta Keamanan. Pekerdjaan Umum dan mewakili
  5. Ir. Sitompul - Kesehatan.
  6. Ir. Inderatjaja - Perhubungan, dan mewakili Kemakmuran.

 Mandat Presiden dan Wakil Presiden kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara berbunji sebagai berikut :

 Kami Presiden Republik Indonesia memberitakan, bahwa pada hari Minggu tgl. 19-12-1948 , djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Djokjakarta.

 Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran Republik Indonesia untuk membentuk Pemerintah Republik Darurat di Sumatera.

Djokjakarta, 19 Desember 1948.
Presiden :
Wakil Presiden :
Mohamad Hatta.
Sukarno.

256