Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/277

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Bersama-sama dengan keluarga, Residen Tapanuli mengambil tempat di Rimba Ampolu, dikabupatx Tapanuli Tengah.

 Dalam pada itu, djika tentera Belanda mienjerang ke Tapanuli, maka sebahagian-sebahagian dari pasukan-pasukan T.N.I. menobros masuk ke Sumatera Timur.

 Pasukan-pasukan T.N.I. di Sidikalang dan Tanah Karo dibawah pimpinan Major Selamat Ginting dan Major Djamin Gintings bergerak disekitar Sidikalang, Dairi, Kabandjahe dan Eerastagi sampai ke Fantjur Batu dan Bangun Purba.

 Bahagian-bahagian dari kesatuan Major Bedjo memasuki perkebunan-perkebunan di Sumatera Timur. Pasukan-pasukan O.B (ondernemingsbewaker = pengawal perkebunan) jang didirikan dan dipersendjatai oleh Belanda menjerah atau menggabungkan diri dengan T.N.I. Di Semelungun bergerak pasukan -pasukan T.N.I. jang dipimpin oleh Kapten Bunga Simanungkalit.

 Di Labuhan Batu dan Asahan pasukan-pasukan jang dipimpin oleh Kapten Manap Lubis dan Letnan Sani melakukan serangan- serangan. Di sekitar Tandjung Pura sampai ke perkebunan-perkebunan di I.angkat dimasuki oleh bahagian-bahagian dari pasukan jang dipimpin oleh Kapten Nip Xarim.

 Panglima Tentera Territorium Sumatera dengan beberapa orang gantinja melakukan pemeriksaan sepandjang daerah gerilja dai Tapanuli Selatan sampai ke Tapanuli Tengah melewati Tanah Karo sampai ke Atjeh.

 Komandan sub-territorium VII, Letnan Kolonel A. E. Kawilarang memeriksa dan berdjuang bersama-sama dengan pasukannja sampai ke Tanah aro.

 Perdjuangan rakjat di Tanah Karo diselenggarakan oleh PERES, jaitu pertahanan Rakjat Semesta. Dari kampung ke kampung diaturlah rantai perhubungan dan rangkaian pertahanan setjara gerilja.

 Pada waktu Letnan Kolonel A. E. Kawilarang memimpin perdjuangan gerilja di Tanah Karo, ia memilih sebagai pangkalannja Pernantin. Dalam suatu perdjalanan pemeriksaan ke Tjingkes, rombongan jang dipimpin oleh A. E. awilarang diserang oleh musuh. Tjamat Baros Djahe dan Tjingkes, Dakut Sitepu, serta Major Utarjo dapat ditawan oleh musuh.

 Seterusnja dalam pertempuran di Tanah Karo tidak kurang musuh menerima pukulan-pukulan dari pasukan-pasukan jang dipimpin oleh Kapten Umar, Kapten Minggu dan Kapten Pala Bangun.

 Tentera Belanda terpaksa meninggalkan beberapa posnja, sehingga achirnja tentera Belanda dipusatkan di Kaban Djahe, Brastgi, Tiga Binanga, Kutabuluh dan Lau Baleng.

 Dalam pertempuran di Gambir gugur Letnan Muda Ratoa jang oleh rakjat sekitarnja diberi gelar ,,Harimau Tanah Karo".

 Oleh sebab keadaan perlawanan gerilja jang sengit di Tanah Karo itu, maka pesawat- pesawat udara Belanda melakukan pemboman dan kekampung-kampung dipegunungan. Kampung-kampung Tulasen. Deleng Simole, Deleng Takur-takur, Sampe

255