Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/153

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Atas perdjuangan rakjat Tanah Karo, Paduka Jang Mulia Wakil Presiden menjatakan pengharapannja dari Bukit-Tinggi dengan suratnja bertanggal 1 Djanuari 1948.

RAKJAT MENGUNGSI.

 Djika militerisme Belanda hendak memaksakan kolonialismenja, dengan topeng hendak menumbangkan Pemerintah Republik jang katanja mementingkan diri sendiri, dan katanja hendak membersihkan Republik dari pada anasir-anasir jang mengatjau, maka sikap rakjat jang mengungsi meninggalkan rumah, kampung dan halamannja memberikan suatu djawaban jang tepat atas kedatangan militerisme Belanda.
 Rakjat mengungsi meninggalkan tempat-tempat jang dikuasai oleh tentera Belanda. Bindjei, Tandjung Pura, Pura, Pantjur Batu, Tandjung Morawa, Lubuk Pakam, Simpang Tiga, Tebingtinggi, Pematang Siantar, Brastagi dan Kabandjahe dikosongkan oleh rakjat.
 Rakjat mengungsi mentjari tempat dan daerah jang dikuasai oleh Republik.
 Rakjat dari Bindjei, Stabat, Tandjung Pura dan Pangkalan Brandan mengambil djalan hutan dan belukar menudju ke Atjeh. Rakjat dari Tandjung Morawa, Lubuk Pakam, Rampah, Tebingtinggi, dan Pematang Siantar keluar menudju ke pegunungan Tanah Karo dan ke Tapanuli.
 Orang-orang tua, anak-anak dan wanita-wanita jang hamil berbondong-bondong meninggalkan tempat-tempat jang didatangi oleh tentera Belanda. Apakah orang-orang tua, anak-anak dan wanita-wanita jang hamil itu merupakan anasir-anasir jang perlu dibersihkan oleh tentera Belanda ?
 Didalam pengungsian jang dilakukan oleh rakjat ini, oleh karena tjinta kepada kemerdekaan dan tjinta kepada Republik jang mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, terdjadilah perbuatan-perbuatan liar oleh anasir-anasir jang tidak bertanggung-djawab terhadap nasib para pengungsi. Ada pengungsi jang dianiaja, barang-barangnja ditjuri, diserobot dan dirampok. Ada pengungsi-pengungsi jang ditahan, diperkosa dan dibunuh.
 Hal ini kedjadian pada hari-hari pertama setelah penjerangan Belanda, terutama sekali dibahagian Langkat Hulu, pegunungan Tanah Karo, Simelungun dan didaerah Toba pada perbatasan Sumatera Timur dan Tapanuli.
 Infiltrasi Nica untuk mengatjau-balaukan keadaan didalam hal ini telah berhasil.
 Pemuda-pemuda pengawal kampung dalam keadaan bingung dan bimbang menghadapi beribu -beribu pengungsi jang membandjir meninggalkan kota-kota menudju kedaerah pedalaman dan pegunungan.
 Oleh Pemerintah Kabupaten Simelungun, Tanah Karo dan Langkat dengan tjepat telah dibentuk Koordinasi Pertahanan pada tiap-tiap Ketjamatan.

151