Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/149

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Di Prapat dibuka tjabang kantor Keresidenan darurat untuk Sumatera Timur jang dipimpin oleh pedjabat Residen M. Hutasoit, dengan dibantu oleh beberapa anggota D.P.R. Sumatera Timur.


Kantor darurat Keresidenan Sumatera Timur di Prapat ini telah berdjasa dalam menjelenggarakan segala usaha untuk keperluan pengungsi-pengungsi jang membandjir dari Sumatera Timur. Menurut tjatetan, maka djumlah pengungsi jang melewati Prapat untuk meneruskan perdjalanannja ke Tapanuli dan Sumatera Barat tidak kurang dari pada 500.000 djiwa. Penduduk, pegawai-pegawai dan buruh perkebunan mengungsi meninggalkan daerah Sumatera Timur.


Tentera dan Lasjkar jang tjerai-berai dikumpulkan kembali di Prapat, dan dibentuk pertahanan komando Prapat Area. Bahagianbahagian dari Tentera Dipisi X Sumatera jang mundur ke Tapanuli dibentuk mendjadi sari Brigade, dengan nama Brigade XII dipimpin oleh Ricardo Siahaan. Kesatuan-kesatuan dari Napindo dan Legioen Penggempur djuga ditempatkan di Prapat Area.


Dengan ketabahan hati pedjabat Residen M. Hutasoit dapat menghadapi penjelenggaraan perbekalan untuk keperluan Tentera dan Lasjkar dan pertikaian jang ada diantara kesatuan-kesatuan jang bersendjata dapat diredakan dengan tindakan kebidjaksanaan.


Pemerintah Kabupaten Langkat dipindahkan kedudukannja ke Pangkalan Brandan. Pangkalan Brandan sudah dibumi hanguskan. Untuk seterusnja, sesuai dengan ketetapan Wakil Presiden, maka Pemerintahan Sipil untuk Langkat langsung diselenggarakan oleh Gubernur Militer Tengku M. Daud Beureueh.


Bupati Kabupaten Asahan Abdullah Eteng memindahkan kantor pemerintahan Kabupaten Asahan dengan djawatan--djawatannja ke Bandar Pulau . Setelah tenaga-tenaga dari Kabupaten Asahan dapat dikumpul kembali, maka pada tanggal 10 Agustus 1947 telah dapat dibentuk Dewan Pertahanan Kabupaten Asahan jang baru, diketuai oleh Bupati Abdullah Eteng. Sebagai wakil ketua ditetapkan Saidi Muli. Dewan Pertahanan ini merupakan kekuasaan jang tertinggi di Kabupaten Asahan, dengan tugasnja antara lain ialah mengumpulkan Tentera dan Lasjkar jang tjerai-berai dan menggabungkannja mendjadi satu kesatuan langsung dibawah pimpinan Dewan Pertahanan Kabupaten Asahan di Bandar Pulau.


Pertempuran berdjalan terus di Air Djoman, Sipaku Tinggi Radja dan ditempat-tempat lain sekitar Tandjung Balai. Di Sei . Kepajang diadakan persiapan- persiapan pertahanan. Sementara itu untuk menghambat kemadjuan tentera Belanda djalanan jang menudju ke Pulau Rakjat diberi hempangan-hempangan, dan djembatan -djembatan dihantjurkan.


Bahan makanan diambil dari Tapanuli dengan bantuan rakjat dan buruh perkebunan jang memundaknja berhari-hari djalan kaki untuk dibawa ke Bandar Pulau.

147