Beribu-ribu rakjat dari Asahan terus mengungsi kedaerah jang dikuasai Republik , walaupun dari pihak Belanda didjalankan usaha untuk menghalanginja.
Dengan pembukaan Sarang Elang di Ketjamatan Sungai Kepajang
mendjadi pelabuhan, maka hasil-hasil perkebunan jang dikuasai oleh
Republik dapat ditukar dengan beras.
Garis pertahanan Republik di Asahan dimulai dari Pulau Banding
melingkar kedjurusan Teluk Manis hingga sampai ke Tandjung Djumpul .
Residen Sumatera Timur Mr. Abu Bakar Djaar dengan stafnja
dalam bulan September 1947 dipanggil oleh Wakil Presiden ke BukitTinggi. Pedjabat Residen Sumatera Timur jang berkedudukan di Prapat
dihapuskan, dan kepada Residen Sumatera Timur Mr. Abu Bakar Djaar
dan wakil Residen M. Saleh Umar diperintahkan untuk membuka kantor
Keresidenan Sumatera Timur di Rantau Prapat.
Residen Sumatera Timur Mr. Abu Bakar Djaar beserta wakil
Residen M. Saleh Umar dengan dibantu oleh anggota-anggota Dewan
Executief DPR langsung menghadapi penjelesaian persoalan- persoalan
jang ditimbulkan oleh angkatan-angkatan jang bersendjata. Persoalan
jang terutama berputar disekitar persediaan bahan makanan dan
keuangan. Beberapa perkebunan di Kabupaten Labuhan Batu dan di
Kabupaten Asahan telah diduduki oleh pasukan-pasukan bersendjata.
Perkebunan Gunung Melaju diduduki oleh pasukan Legioen Penggempur
jang dipimpin oleh Timur Pane.
Pada bulan Nopember 1947, Legioen Penggempur bertindak menguasai kabupaten Labuhan Batu dengan melutjuti pasukan-pasukan
bersendjata lainnja, termasuk kepolisian .
Bupati Labuhan Batu dengan beberapa anggota staf Pemerintah
Kabupaten lainnja ditangkap oleh Legioen Penggempur, dan ditahan di
Markas L.P. di Gunung Melaju.
Setelah selama 40 hari L.P. berkuasa di Labuhan Batu, datanglah
serangan balasan dari brigade B jang dipimpin oleh Major Bedjo dengan
dibantu oleh kesatuan-kesatuan dari brigade XII jang dipimpin oleh
Kapten Sukardi dan Kapten Abu Sammah.
Pertempuran-pertempuran jang mengakibatkan penumpahan darah
diantara anggota-anggota pasukan kedua belah pihak dan dikalangan
rakjat, terdjadi disekitar Langga Pajung, Sumut, Pangkatan dan
Wingfoot.
Kesatuan-kesatuan L.P. menarik diri kebahagian Tapanuli Utara,
dan pemerintahan jang sewadjarnja dikembalikan oleh Residen Mr. Abu
Bakar Djaar dibahagian Sumatera Timur Selatan.
Keadaan jang tenteram, kemudian pada awal tahun 1948 kembali
dikeruhkan oleh tindakan- tindakan jang dilakukan oleh kesatuan
brigade XII jang bertempat di Labuhan Bilik dipimpin oleh Abu
Sammah. Barang-barang kepunjaan saudagar dan hasil-hasil perkebunan
jang masuk dari atau jang dikeluarkan ke Malaya melalui perairan
Labuhan Bilik ditahan dan diserobot oleh pasukan brigade XII jang
ditempatkan di Labuhan Bilik.
148