Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/148

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tugas Gubernur Militer Dr. Gindo Siregar ialah mendjaga kepentingan pembelaan dan pertahanan negara serta mendjaga keamanan, dan menjelesaikan pembentukan Tentera Nasional Indonesia.


SUMATERA TIMUR.


Residen Sumatera Timur Mr. Abu Bakar Djaar dengan Wakil Residen M. Saleh Umar serta dibantu oleh beberapa anggota D.P.R. Sumatera Timur lainnja membuka kantor Keresidenan darurat di Tigabinanga. Tenaga-tenaga jang bertjerai -berai berangsur-angsur dapat dikumpulkan kembali. Tugas terutama jang dapat didjalankan oleh kantor Keresidenan darurat di Tigabinanga ialah menjelenggarakan usaha-usaha sosial untuk meladeni pengungsi-pengungsi jang terus membandjir, serta mengumpulkan bahan makanan untuk keperluan ketenteraan.

Ketenteraan dibahagian Tigabinanga dipimpin Major Selamat Ginting, Letnan Kolonel Djamin Gintings dan Pajung Bangun.

Rumah-rumah dan sebahagian kampung- kampung disekitar Kabandjahe telah dibumi hanguskan.

Tentera dan lasjkar jang tjerai-berai kemudian dapat disusun kembali dalam kesatuan-kesatuan jang teratur.

Tentera Belanda terus menerus menundjukkan keganasannja dengan melakukan pembakaran-pembakaran dan pembunuhan pembunuhan jang sewenang-wenang terhadap penduduk disekitar Brastagi dan Kabandjahe.

Pada tanggal 16 Agustus 1947, dilakukan menjerbuan serentak ke Kabandjahe untuk mengatasi kekedjaman jang dilakukan oleh tentera Belanda terhadap rakjat. Kabandjahe dapat diduduki untuk beberapa djam, akan tetapi kemudian terpaksa ditinggalkan kembali oleh gempuran pesawat-pesawat udara dan tank Belanda. Seterusnja terdjadi pertempuran menghadapi gerakan Belanda disekitar Sebaraja, Sukadamai dan Sibintun.

Kebengisan jang dilakukan oleh tentera Belanda dibahagian daerah ini tjuma dapat memperbesar kemarahan rakjat dan menimbulkan kebentjiannja terhadap tentera Belanda. Ada orang jang ditangkapnja dibunuh dengan djalan digiling tank, jang lain ditjungkil matanja, ada dipenggal kepalanja atau pahanja, dan ada pula jang dibakar setelahdisiram dengan bensin.

Rakjat mengungsi meninggalkan rumah, kampung dan halamannja.

Pada tanggal 10 Desember 1947, tentera Belanda jang bergerak dari Kabandjahe dapat menembus pertahanan di Kandibata, dan pada hari itu djuga Tigabinanga, setelah digempur dengan senapang mesin oleh pesawat-pesawat udara musuh, djatuh ketangan Belanda. Beberapa hari kemudian menjusul Tiganderket dapat diduduki oleh musuh.

Pertahanan Tentera dipindahkan ke Lisang. Mardinding mendjadi tempat pemusatan Tentera dibahagian Tanah Tinggi Karo.

Pada tanggal 7 Pebruari 1948, Gubernur Militer Tengku Daud Beureueh melakukan perkundjungan inspeksi ke Mardinding.

146