Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/144

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

gempur Medan Timur sedang pasukan Belanda jang berhasil menobros garis pertahanan di Medan Selatan bergerak sebahagian ke Tandjung Morawa dan sebahagian ke Medan Timur. Hal ini menjebabkan maka pasukan-pasukan dari Medan Timur jang masuk menjerbu ke Medan terpaksa mundur dan mentjari djalan keluar dari kepungan jang dilakukan oleh tentera Belanda.

Akub Lubis mendapat luka berat di Medan Timur, jang kemudian membawa kegugurannja.

Pada tanggal 27 Djuli 1947, bala bantuan tentera Belanda jang didatangkan dari Palembang mendapat di Pantai Tjermin. Tentera dan Lasjkar melakukan bumi hangus.

Pemerintah Keresidenan Sumatera Timur pindah ke Pematang Siantar.

Dengan pendaratan bala bantuan tentera Belanda di Pantai Tjermin itu, maka keadaan pertahanan sudah dapat dikatjau-balaukannja.

Pada tanggal 29 Djuli 1947 pagi, setelah menobros pertahanan dititi Rantau Laban, tentera Belanda memasuki Tebingtinggi, dan pada hari itu djuga meneruskan gerakannja dengan dikawal oleh pesawat-pesawat udara ke Pematang Siantar. Pada djam 5 hari itu djuga tank-tank tentera Belanda sudah dapat memasuki Pematang Siantar.

Pada saat tank-tank Belanda sampai di Pematang Siantar, Paduka Jang Mulia Wakil Presiden dengan Gubernur Sumatera Mr Teuku M. Hassan meninggalkan Pematang Siantar dengan motor S.T. I, Chrysler putih, mengambil djalan ke Pematang Raja, Kabandjahe, Merek, Siborong-borong, Sibolga menudju ke Bukittinggi.

Motor jang ditompangi oleh Wakil Presiden ini dikedjar oleh pesawat udara, Belanda dengan tembakan senapang mesin. Auto Mercedes kepunjaan Dr. Sunario jang menjusul dibelakang Chrysler putih itu terbakar kena tembak.

Residen Sumatera Timur Mr. Abu Bakar Djaar menjingkir ke Kabandjahe, dan dari sana ke Tigabinanga.

Tentera, Lasjkar dan Polisi petjah dan mundur dalam keadaan jang tidak teratur.

Dalam pada itu, Tandjung Pura sudah dapat diduduki oleh musuh. Pada tanggal 1 Agustus 1947, setelah menembus perlawanan di Sipisopiso, tentera Belanda telah dapat menduduki Brastagi dan Kabandjahe.

Pada tanggal 4 Agustus 1947, djam 12.30 siang, tentera Belanda memasuki kota Tandjung Balai.

Pada tanggal 4 Agustus 1947, bersamaan saat dengan pihak Belanda, Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia pada djam 12 tengah malam memerintahkan penghentian tembak-menembak dan tetap tinggal ditempatnja masing-masing.


ATJEH

Pada tanggal 25 Djuli 1947, sidang Dewan Pertahanan Daerah Atjeh memutuskan berlakunja mobilisasi umum dimulai

142