Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/141

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tentang pemberhentian permusuhan jang dari satu fihak sadja itu, ditolak.

Pada tanggal 17 Djuli 1947 sidang kabinet dilandjutkan untuk menjusun djawaban. Hari itu djam 7.30 sore djawaban tersebut disampaikan kepada Dr. van Mook.

Kabinet Belanda bersidang untuk menentukan sikap apakah Nederland akan menggunakan kekerasan apa tidak terhadap Republik, karena ultimatumnja telah ditolak.

Pada tanggal 18 Djuli 1947 van Mook menerangkan djawaban Republik tidak bisa diterima. Diserahkan kepada pemerintah Nederland untuk menentukan sikap.

Pada tanggal 20 Djuli 1947 Dr. van Mook mendapat kuasa penuh dari penicrintah Belanda untuk mengadakan ,,aksi polisionilʼʼ dan untuk mengambil sesuatu tindakan jang dipandangnja perlu.

Tengah malam gedong-gedong Republik di Djakarta diduduki serdadu-serdadu Belanda.

Pada tanggal 21 Djuli 1947 tentera Belanda menjerang Republik dari segala djurusan, dari darat, laut dan udara.


SUMATERA UTARA.

Keadaan genting jang dihadapi Pemerintah Pusat diikuti dengan suasana waspada di Atjeh, Sumatera Timur dan Tapanuli. Pada tanggal 20 Djuni 1947 di Kutaradja diadakan persiapan-persiapan jang mengenai pertahanan pantai dan pengawalan umum untuk menghadapi setiap kemungkinan. Keadaan di Sumatera Timur tidak begitu menguntungkan. Koordinasi pertahanan dan kesatuan komando sudah dapat ditegakkan, akan tetapi susunan dan organisasi pertahanan seluruhnja belum bulat. Bentrokan bersendjata antara Napindo Penggempur dengan Ksatria Pesindo, dengan kemudian disusul oleh pembentukan Tentera Marsuse banjak mempengaruhi keadaan pertahanan dan semangat peradjurit-peradjurit digaris demarkasi Medan Area, terutama sekali dibahagian sektor Timur dan sektor Selatan. Tentera Marsuse diakui resmi oleh Tentera Komandemen Sumatera sebagai kesatuan Legioen Penggempur dengan komandannja Kolonel Timur Pane.

Sektor Barat Medan Area dengan sebahagian dari sektor Medan Utara didjaga oleh Barisan Mudjahidin dengan tentera dari Atjeh dibawah komando Resimen Ι jang dipimpin oleh Major Hasan Ahmad.

Dari Tapanuli terus mengalir bahan-bahan perbekalan dengan pemuda-pemuda.

Disekitar garis demarkasi Medan Area bertahan sedjumlah 10.000 pemuda, sebagian besar mempunjai persendjataan jang ringan dan setengah berat. Persendjataan jang berat tjuma ada disepandjang garis pertahanan di sektor Barat.

139