Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/83

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
POLA-POLA KEBUDAJAAN

keanggotaan dalam sjarikat², jang telah dibeli dan dibajar, dan dengan begitu mendapat peladjaran mengutjapkan mentera². Dalam hal apapun, jang minta supaja orang melampaui batas² akal-séhat, misalnja dalam mempersiapkan keanggotaan ketika diinisiasi, ketika naik deradjat dalam sajrikat setelah membajar, atau dalam mendjalankan hak²-istiméwa keagamaan. Meréka tak berusaha supaja mengalami éksés², dan merékapun tak menghargai éksés itu. Namun disinipun ada pula unsur² jang merupakan dasar dari usaha² jang ada di-mana²-untuk mendapatkan visiun; mentjari tempat² berbahaja, persahabatan dengan burung² dan binatang², berpuasa, kepertjajaan akan rahmat² jang chusus pada pertemuan² adikodrati. Akan tetapi semuanja ini tak mengarah kepengalaman Dionysia. Semuanja ditafsirkan setjara baru. Dikalangan su-ku²-Pueblo, pada malam hari orang² lelaki pergi mengundjungi tempat² keramat jang ditakuti supaja mendengarkan suara, bukan supaja bisa berhubungan dengan mahluk² adikodrati, akan tetapi supaja melihat tanda² untung atau tjelaka. Hal ini tak dianggap sebagai siksaan jang terlalu berat, meskipun meréka sangat takut kepadanja. Tabu besar jang dihubungkan dengan ini ialah bahwa waktu berdjalan pulang, meréka tak boléh menéngok kebelakang, untuk mengetahui apa atau siapakah jang se-olah² mengikuti meréka. Djadi pada lahirnja ada banjak persamaan dengan usaha untuk mendapatkan visiun², dalam kedua hal ini meréka pergi mentjari selama mempersiapkan usaha jang sukar di Baratdaja sering berupa suatu balapan -- dan meréka memakai kegelapan, kesunjian, muntjulnja binatang² sebagai hal² jang menguntungkan. Akan tetapi pengalaman jang didaérah² lain dianggap setjara Dionysia, dikalangan bangsa Pueblo merupakan pemberitahuan mékanis dari tanda² atau alamat².

Djuga berpuasa, jang dikalangan orang² Indian Amérika merupakan téknik jang paling banjak dipakai untuk mendapat visiun², mendapat arti dan isi lain. Tak lagi dipergunakan untuk mendapat pengalaman², jang biasanja berada dibawah taraf kesadaran, akan tetapi dikalangan bangsa Pueblo se-mata² disjaratkan untuk kepentingan kebersihan pada upatjara². Tiada sesuatu jang akan lebih menghérankan seorang Indian-Pueblo daripada suatu téori, jang menghubungkan berpuasa dengan salah suatu djenis ékstase. Berpuasa harus dilakukan selama chalwat² para padri, waktu ikut menari, ikut balapan atau ikut upatjara² lainnja, akan tétapi berpuasa tak pernah disusul oléh pengalaman² jang mungkin mendjadi sumber kesaktian; tak pernah bersifat Dionysis.

Dikalangan bangsa Pueblo Baratdaja djuga dalam hal keratjunan appel-duri tiada bédanja dengan téknik berpuasa. Mémang dipraktékkan, tetapi tak ada arti kesaktiannja. Disini tidak ada mabok appel-duri