Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

INTEGRASI KEBUDAJAAN

57

Udjud kehidupan adalah pertentangan, dan tanpa" penangan kehidupan peribadi tidak ada artinja, dangkal. Manusia Fausi memerlukan jang-abadi, dan kesenjannjapun hendak menijapai jangabadi itu. Sikap Faustis dan Apollonis ini adalah anggapan² hidup dan nilai² jang berlawanan: jang berlaku dipihak jang satu tiada artinja bagi pihak jang lain.

Peradaban dunia klassik dibangunkan diatas dasar pandangan hidup Apollonis, sedangkan dunia moderen menganut pandangan-hidup Faustis dalam segala lembaga²nja. Spengier mengarahkan pula pandangannja kepada bangsa Mesir, ,,jang melihat dirinja bergerak diatas djalan-kehidupan jang sempit jang diatur setjara keras dan mutlak dan achirnja sampai dihadapan hakim? maut”, Diapun memandang kepada bangsa Magian, jang dengan teguh berpegangan kepada dualisme badan dan djiwa, Akan tetapi pokok persoalan besar Spengler ialah persoatan disekitar watak² Apollonis dan Faustis. Ja berpendapat, bahwa ilmu-pasti, arsitektur, musik dan senilukis mengutjapkan dua filsafat besar jang saling bertentangan ini, jang berasal dari masa² berlainan dalam peradaban Barat.

Kesan katjaubalau, jang membekas setelah membatja buku² Spenger, hanja untuk sebagian sadja disebabkan karena tjara menulisnja. Chususnja kesan katjaubalau itu disebabkan karena kompieksitét jang tak terselesaikan dari peradaban² jang diperbintjangkannja. Peradaban Barat dalam tjorakragam kesedjarahannja, struktur pekerdjaan dan golongannja, kekajaannja jang tak bertara akan berbagai gedjala, masih belum tjukup dipahami untuk bisa dirumuskan dalam beberapa sem- bojan. Manusia Faust, seandai betul² ada, tak bisa menjesuaikan diri dengan peradaban kita, ketjuali dibeberapa kalangan²tjerdikijendekia jang sangat terbatas. Keijuali tokoh²-Faust masih ada pula orang² kuat jang suka akan kegiatan dan Babbit ¹), sehingga penguraian ethrologis peradaban setjara memuaskan, tak bolth pula mengabaikantype jang banjak kedapatan dalam peradaban itu. Memang misalnja bisa setjara mejakinkan melukiskan type² kebudajaan kita ini sebagai pada umumnja bersifat mengarah-keluar (éxtravert) : selalu dalam keadaan situk-keduniawian, sibuk dengan penemuan², politik, dan seperti jang dikata kan oleh Edward Carpentier, selalu siap untuk melontja dalam kereta-api”.

Dilihat dari sudut anthropologi gambaran Spengler tentang peradaban²-dunia ini terpengaruh oleh paksaan dalam tjara bekerdja: nja jang memperlakukan masjarakat jang berkelas ini sebagai suatu kebudajaan-kerakjatan jang homogen (bersatu djenis). Bagi tingkat-




¹ Babbit ialah pedagang Amerika jang sukses dalam buku Sinclair Lengis.