Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/57

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

58

POLA-POLA KEBUDAJAAN

pengetahuan kita, fakta2 kesedjarahan kebudajaan Eropah Barat terlalu banjak selukbeluknja dan diffrensiasi sosial telah demikian djauhnja, sehingga sukar untuk menganalisanja. Kitapun berkesimpulan, bahwa betapapun pentingnja dan menariknja tindjauan Spengler mengenai manusia-Faust bagi penjelidikan kesusateraan dan filsafat Eropah, dan betapapun kita bisa pula menghargai titiberat jang diletakkannja kepada kenisbian ukuran2, namun kesimpuian2nja pada keseluruhannja tak perlu mesti benar, meskipun seandainja jang mendjadi alasan hanja lah, karena kita berpihak sepenuhnja melihat soalnja dengan berbagai tjara sehingga kesimpulannjapun akan sangat berlainan sekali. Achirnja mungkin akan ternjata bahwa tidaklah mustahil untuk merumuskan suatu keseluruhan jang begitu besarnja seperti halnja dengan peradaban Barat. Masa sekarang ini, betapapun menariknja dalil Spengler tsb. mengenai pikiran-ketakdiran jang tak terbandingkan, pertjobaan untuk menerangkan dunia Barat berdasarkan suatu tjiri tertentu, hanja akan berachir dengan kesimpulan2 jang membingungkan sadja.


Salah suatu dari dasar2 filsafat untuk menjelidiki bangsa2 primitif mengenai bentuk2-kebudajaan jang lebih sederhana memperdjelas fakta2 sosial, jang kalau tidak akan tak terfahami samasekali. Hal ini lebih2 njata sekali dilapangan bentuk2-kebudajaan jang asasi dan berdiri sendiri terpisah dari jang lainnja, jang menguasai ialah bahwa fakta2 kehidupan se-hari2 dan menentukan pikiran2 dan perasaan2 orang2 jang ini. Seluruh masalah tentang terdjadinja komplếks2-adat kebiasaan individuil dếwasa ini paling mudah bisa dipetjahkan dengan djalan menjelidikinja pada bangsa2 primitif. Ini taklah berarti, bahwa fakta2 dan perbuatan2 jang bisa kita temukan dengan djalan ini, hanja terpakai bagi peradaban2 primitif. Pengaruh2 kebudajaan adalah sama kuat dan pentingnja dalam masjarakat2 jang paling djauh perkembangannja dan paling berselokbeluk sifatnja. Akan tetapi disana bahan penjelidikannja terlalu ruwết dan letaknja terlalu dekat dari mata kita untuk bisa dikerdjakan dengan hasil jang mendukung bentuk2-kebudajaan sebaik2nja.


Djalan jang paling sederhana untuk bisa sampai kepada pengertian tentang prosếs kebudajaan kita sendiri ialah melalui djalan tak langsung. Ketika perhubungan2 sedjarah antara manusia dan nenekmojang-nja jang terdekat dialam hếwani rupa2nja terlalu ber-belit2 untuk dipakai guna mendjelaskan ếvolusi biologis, Darwin kembali kepada struktur belakang. Kedjadian2 jang karena struktur badani manusia jang ber-belit2 nampaknja membingungkan, mendjadi djelas dan mudah dipahami setelah dilihat struktur jang lebih sederhana. Kita membutuhkan pengertian jang bisa timbul setelah mempeladjari pikiranz dan kelakuan2 jang terdjadi pada masjarakat2 jang kurang ber-belit2.