Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

37

KETJORAKRAGAMAN BBNTUK² KEBUDAJAAN

dada dan jang bagian belakangnja sampai pada tanah. Lengan dan kakinja penuh digantungi tali² jang dibuat dari otot, untuk memperlindungi dia dari ruh djahat jang ada dalam dirinja. Ia sendiri terantjam dan merupakan antjaman bagi orang lain.

Akan tetapi, bertalian dengan pikiran² mengenai haid, bisa pula timbul upatjara²-pubertét, jang akibatnja djusteru sebaliknja bagi orang jang tersangkut. Kesutjian itu dapat mengandung dua segi : sumber bahaja, atau sumber rahmat. Pada beberapa suku, haid pertama gadis! merupakan suatu rahmat adikodrati jang mustadjab. Pada suku Apache, raja telah melihat padri² jang me-rangkak² melalui gadis² jang berdiri ber-dérét² setjara chidmat, untuk menerima sentuhan jang mengandung rahmat dari gadis² itu. Semua baji² dan orang tua datang pada meréka supaja penjakit²nja disembuhkan. Gadis² jang mengindjek umur kedéwasaannja, tak diasingkan sebagai sumber bahaja, akan tetapi dihormati selaku sumber rahmat² adikodrati. Karena pikiranz, jang mendjadi dasar tatatjara-pubertét pada suku Indian-Pendukung dan Indian-Apache berdasarkan kepertjajaan²nja mengenai haid, maka tentunja tak diperluas sampai kalangan pemuda. Pubertét pemuda sebaliknja hanja sederhana sadja, dengan mendjalankan udjian² jang sederhana pula, jakni untuk membuktikan sifat² lelaki.

Kelakuan para remadja, djuga mengenai gadis, tak bisa disimpul kan dad sifat² badani masa-pubertét itu, akan tetapi lebih disebabkan karena sjarat² jang diminta oléh perkawinan dan magi dalam hubungan sosial. Oléh keperfajaan ini keremadjaan wanita pada suku jang satu dianggap keramat dan mengandung rahmat, dan pada suku jang lain dianggap berbahaja dan kotor, sehingga sigadis harus ber-teriak² untuk memberitahu kepada orang², supaja mendjauhi dia dihutan. Pubertét gadis² bisa djuga, seperti kita ketahui, merupakan théma jang samasekali tak dihiraukan oldh kebudajaan jang bersangkutan. Djuga dimana banjak perhatian ditjurahkan kepada pubertét pemuda, seperti misalnja diseluruh Australia, bisa terdjadi, bahwa upatjara hanjalah bertalian dengan diizinkannja pemuda² memasuki keadaan kedéwasaannja dan ikut serta sebagai orang laki² dalam kegiatan² suku, dan bahwa kedéwasaan gadis berlalu tanpa ada pengakuan formil.

Akan tetapi fakta² inipun belum tjukup untuk mendjawab pertanjaan jang diadjukan, jakni: Apakah tidak segala kebudajaan² ditimpah kegelisahan jang umumnja terbawa oléh masa tersebut, meskipun hal ini tak terlihat pada sesuatu lembaganja? Dr. Mead telah menjelidiki masalah ini di Samoa. Disana kehidupan seorang gadis berlangsung rnenurut taraf²-waktu jang tertentu. Tahun² pertama setelah lepas menjusu, gadis ketjil itu tinggal dalam kelompoknja sendiri ber-sama² dengan anak² lain seumur dengan meréka, dimana anaka laki sama