Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ILMUPENGETAHUAN ADATKEBIASAAN

29

fakta² ini. Dahulu chususnja orang ingin sekali mengetahui dan menetapkan bentuk-asal gedjala² sosial. Dahulu para ahli anthropologi berusaha menjusun sifat² berbagai bentuk kebudajaan dalam urutan² &volusiongr mulai dari bentuk²nja jang terdahulu sampai pada perkembangannja jang terachir dalam peradaban Barat. Padahal sesungguhnja tak ada alasan sama sekali untuk berpendapat bahwa penjelidikan agama suku² primitif Australia misaluja akan memberi gambaran jang lebih terang tentang agama „asal" lebih daripada apabila kita menjelidiki gedjala² dalam agama kita sendiri. Atau bahwa penjelidikan organisasi suku Irokez akan memberi penerangan kepada kita tentang adatkebiasaan² bersetubuh nenekmojang manusia jang terdahulu.

Karena kita harus mengakui bahwa semua manusia tergolong pada gatu djenis, maka sudahlah pasti bahwa semua manusia di-mana² telah mengalami djalan-perkembangan jang sama pandjangnja. Memang boleh djadi, bahwa beberapa bangsa? primitif sifat² kelakuannja agak mendekati bentuk? asal, akan tetapi itupun hanja benar dalam artikata nisbi, dan terkaan? kita tentang itu bisa benar tapi djuga bisa salah. Maka itu, tak ada alasan sama sekali untuk menganggap ada-kebiasaan² primitif jang ada sekarang sewudjud atau identik dengan kelakuan² asal ummat manusia. Hanja ada satu tjara atau metode jang memungkinkan kita mengetahui sedikit-banjak tentang kelakuan² ini. Jakni dengan menjelidiki dan mempeladjari kelakuan², jang terdapat umum atau bampir-umum pada masjarakat² manusia dimana sadja. Banjak diantaranja jang sudah kita ketahui. Setiap orang setudju dengan pendapat bahwa animisme dan pembatasan² Exogam dalam perkawinan termasuk gedjala² itu. Soalnja mendjadi agak lebih sulit, apabila mengenai berbagai anggapan? tentang djiwa manusia dan kehidupan dialam baka, jang satu sama lain banjak bedanja. Mengenai kepertjajaan? jang umum itu, kita bolh menganggapnja sebagai penemuan? manusia jang tua sekali. Ini tak berarti bahwa hal² itu ditentukan setjara biologis, sebab mungkin sekali, bahwa hal ini adalah akibat daripada penjesuaian²-asal dan penemuan²-asal, sematjam sifat² „sedjak baji” jang kemudian mendjadi unsur hakiki alam pikiran manusia. Djikalau diselidiki lebih djauh achirnja ternjata bahwa sebab jang menimbulkan tjorak² inipun adalah sosial sifatnja, tiada bedanja dengan adatkebiasaan sosial jang manapun djuga. Akan tetapi jang sudah sedjak lama sekali telah mendjadi otomatis dalam perilaku manusia. Sudah sedjak dahulu kala dan sudah mendjadi sangat umum. Akan tetapi semuanja itu tak berarti bahwa bentuk² jang bisa dipeladjari sekarang ini adalah bentuk² asal jang timbul di zaman-asal (oertijd). Dan pula tiada tjara atau djalan untuk menetapkan gedjala² asali dari djenis² jang ada sekarang. Kita bisa mentjoba untuk