Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

28

POLA-POLA KEBUDAJAAN

Oléh karena itu bahan terpenting untuk menjelidiki bentuk² kebudajaan dan prosés² kebudajaan adalah bahan jang berasal dari masjarakat² jang sedikit sekali pertalian-sedjarahnja dengan masjarakat kita dan djuga dengan masjarakat² lain jang kita sedang selidiki. Djaringan hubungan-sedjarah jang meluas sekali, karena perluasan² peradaban besar, mendjadikan masjarakat² primitif itu sumber satu²nja jang bisa kita pergunakan. Masjarakat² ini merupakan suatu laboratorium, tempat dimana kita bisa menjelidiki dan mempeladjari ketjorakragaman lembaga² manusia. Karena sedikit-banjak terpentjil, banjak daérah² primitif memerlukan waktu ber-abad² untuk memperkembangkan bentuk kebudajaan chusus jang dimilikinja sekarang. Dengan demikian masjarakat² ini memberi kepada kita fakta² jang diperlukan tentang segala djenis variasi² kelakuan² manusia. Penjelidikan jang kritis tentang ini adalah sangat penting untuk memahami prosés kebudajaan se-djelas²nja. Masjarakat² inilah merupakan laboratorium bentuk² sosial satu²nja jang bisa kita pergunakan sekarang ataupun nanti.

Masih ada keuntungan² lainnja jang bisa diperdapat dari laboratorium ini. Disana bentuk² masalahnja lebih sederhana daripada dalam peradaban² besar Barat. Setelah adanja penemuan² jang begitu memudahkan dan melantjarkan lalulintas: hubungan² telegrap dan telepon internasional, radio, bentuk² modérén seni-tjétak dan adanja standardisasi djenis² pekerdjaan, agama² dan kelas² setjara internasional, maka masjarakat modérén mendjadi terlalu kompléks untuk bisa dianalisa dengan tepat, ketjuali djika masjarakat ini dengan sengadja di-bagi² dalam bagian² ketjil supaja lebih mudah menjelidikinja. Akan tetapi analisa² jang bersifat se-bagian² itupun tak memuaskan, karena banjak sekali faktor² jang terabaikan. Pada kelompok atau golongan manapun jang dipilih untuk diselidiki, selalu kita mendjumpai orang² jang tergolong dalam kelompok² jang berlawanan dan jang tak sesifat, ukuran², tudjuan² sosial, hubungan² dalam keluarga dan tata-susila jang ber-béda² pula. Perhubungan antara kelompok atau golongan satu sama lain terlalu banjak ragamnja, sehingga tak bisa diusut sampai ke-bagian² jang seketjil²nja. Daiam suatu masjarakat primitif tradisi kebudajaannja tjukup bersahadja sehingga keseluruhannja bisa dimengerti oléh semua orang déwasa, dan adatkebiasaan maupun tatasusilanja merupakan keseluruhan jang terang batas²nja. Dalam lingkungan jang bersahadja itu kita bisa menentukan sifat perhubungan antara tjorak²nja jang ada, sedangkan jang demikian itu tak mungkin kita lakukan terhadap hubungan² jang ruwét dalam peradaban kita jang kompléks.

Penondjolan fakta² jang ada pada kebudajaan primitif ini tak ada sangkutpautnja dengan apa jang dahulu lazim dilakukan orang dengan