Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

27

ILMUPENGETAHUAN ADATKEBIASAAN


badani bisa berobah tanpa ada pertjampuran-darah. Kita mengetahui bahwa perkawinan diantara kerabat menimbulkan type setempat, Akan tetapi perkawinan-kerabat (incést) ini boleh dikata tak ada dalam peradaban kulitputih jang kosmopolitis, dan apabila ada jang mengatakan tentang bakat-keturunan djenisbangsa padahal jang dimaksudkan ialah sekelompok orang jang kira² mempunjai kedudukan ekonomi jang sama, jang keluaran djenis sekolah² jang sama dan pembatja madjalah² jang hampir sama matjamnja, maka kelompok demikian itu se-mata merupakan variasi baru dari golongan-dalam dan golongan-luar, dan tak ada sangkutpautnja dengan adanja golongan atau kelompok jang biologis dan sesifat.

 Jang sungguh² mempersatukan manusia ialah kebudajaannja — tjitanja dan ukurannja jang sama, jang dipunjainja ber-sama². Apabila suatu bangsa tidak memilih suatu tambang berupa misalnja pertalian-darah jang kemudian disandjungnja sebagai sembojan, akan tetapi mengarahkan perhatiannja kepada kebudajaan jang mempersatukan bangsa dan dalam pada itu mengetengahkan unsur²nja jang paling berharga dan pula mengakui nilai² lainnja jang mungkin bisa diperkembangkan oleh bentuk-kebudajaan lain, maka lambang jang berbahaja — dan sering menjesatkan — itu akan diganti dengan tjara berpikir jang realistis.

 Pengetahuan tentang bentuk²-kebudajaan sangat perlu bagi tjara berpikir sosial dan buku ini djusteru membahas masalah kebudajaan. Kita sudah mengetahui bahwa sifat² badani, atau sifat² djenisbangsa, adalah lepas dari kebudajaan dan kita, mengingat masalah jang sedang kita peladjari, bisa menjisihkan segi ini, ketjuali dalam hal? jang karena sebab² jang chusus djenisbangsa ini mendjadi penting. Sjarat terpenting jang bisa dikemukakan dalam menindjau masalah kebudajaan ialah : bahwasanja ini harus didasarkan kepada pemilihan jang luas diantara berbagai bentuk² kebudajaan. Hanja dengan fakta² demikianlah maka kita bisa mem-beda²kan antara kelakuan² jang terdapat di-mana², jang sepandjang pengetahuan kita adalah sifat² umum manusia jang hakiki. Adalah mustahil, djikalau kita hanja membatasi diri kepada satu bentuk masjarakat sadja, untuk menetapkan, baik dengan peng-amat²an maupun introspeksi, kelakuan² mana jang ,,menurut naluri”, jang di tentukan setjara organis, Untuk memasukkan suatu djenis kelakuan jang tertentu kedalam golongan kelakuan² naluri, diperlukan lebih banjak lagi daripada hanja suatu penetapan bahwa kelakuan itu sifatnja otomatis. Refleks-bersjarat berdasarkan kebudajaan hampir seotomatis seperti refleks tak-bersjarat berdasarkan biologis dan reaksi² jang ditentukan oleh kebudajaan merupakan bagian terbesar kelakuan² otomatis kita.