Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

24

POLA-POLA KEBUDAJAAN


seksuilnja dan akan me-rekonstruksi setiap bagian sarang itu. Seranggasosial mewakili Alam dengan tjara jang sama sekali bebas dari risiko. Organisasi struktur sosial diatur seluruhnja oleh kelakuan² naluri lebah. Tak akan bisa terdjadi bahwa dengan menghasilkan lebah diluar kelompokrja, golongan sosial lebah atau organisasi pertaniannja akan lenjap, seperti pula tak mungkin lebah mendjadi tak mampu mewariskan bentuk sungutnja atau bentuk perutnja kepada keturunannja.

Akan tetapi, bagaimanapun djuga, lain halnja tentang manusia Selkelamin manusia tak menghitamputihkan organisasi sosial suku, tak pula menentukan bahasa atau agama setempat, Di Eropah zaman dahulu, kadang² ditemukan anak², jang telah ditinggalkan di-hutan² mendjadi besar tanpa ada hubungan sedikitpun dengan manusia² lainnja. Anak² sedemikian begitu mirip satu sama lain, sehingga Linnaeus menggolongkannja dalam djenis jang chusus, jakni Homo ferus, dan menganggap bahwa mereka itu suatu djenis orang-kerdil jang djarang ada. Linnaeus tak pernah memikirkan, bahwa mahluk² liar jang setengah idiot ini ditahirkan sebagai manusia, karena memang mahluk² ini tak mempunjai perhatian kepada apapun djuga, mereka membiarkan dirinja di-ajun² seperti binatang dalam kebun binatang, dan jang mulut dan kupingnja tak bisa dilatih berbitjara dan mendengar seperti manusia, mahluk² jang meskipun hanja tertutupi selaput kain, tahan hawa sedingin es, dan dengan enaknja mengambil kentang dari dalam air mendidih. Tentu sadja tak usah diragukan sedikitpun, bahwa mereka ini adalah anak² manusia jang ketika masih anak² sekali dibuang disesuatu tempat dan bahwa satu²nja hal jang tak ada padanja ialah hubungan dengan manusia lainnja, dan ternjata bahwa hanja hubungan inilah jang bisa memperkembangkan bakat² manusia.

Dalam peradaban sekarang ini kita tak lagi mendjumpai anak² liar. Akan tetapi pokok soalnja tetap djelas apabila ada seorang anak dibesarkan dan dididik dalam lingkungan djenisbangsa atau kebudajaan asing. Seorang anak Timur jang dipungut oleh keluarga Barat, beladjar bahasa Inggeris dan sikaprja terhadap ibu-pungut dan ajah-pungutnja-adalah sama dengan sikap jang umum dan lazim ada pada anak² teman-bermainnja se-hari², merekapun kelak mendapat djenis pekerdjaan jang sama dengan anak² lainnja. Ia memiliki semua bal jang termasuk kebudajaan bangsa jang memungutnja, sedangkan adatkebiasaan orangtuanja sendiri sama sekali tak meninggalkan bekas pengaruh apa². Setjara besar²an proses ini terdjadi pula, apabila seluruh bangsa dalam satu generasi menanggalkan kebudajaan tradisionilnja dan menerima adatkebiasaan bangsa lain. Kebudajaan Negro-Amerika di kota² Amtrika-Serikat bagian Utara semangkin mendjadi sama dengan kebudajaan bangsa kulitputih di-kota² itu, bahkan sampai pada segi²