Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/227

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

228

POLA-POLA KEBUDAJAAN

Dikalangan orang² Zuni, tidak semua bantji² itu perbadi² jang kuat dan sadar-diri. Beberapa diantara mereka itu melarikan diri dalam keadaan jang demikian itu untuk menutupi ketidakmampuannja untuk ikut serta dalam pekerdjaan² laki². Misalnja jang satu adalah hampir pandir, dan jang lainnja jang boleh dikatakan masih kanak², mempunjai raut muka halus seperti seorang gadis. Boleh djadi dalam masjarakat Zuni itu ada berbagai alasan mengapa seseorang mendjadi seorang berdache, akan tetap apapun alasannja, orang² laki² jang setjara terang²nja memakai badju permpuan, mempunjai kemungkinan² jang sama untuk bertindak sebagai anggota² jang aktif dari masjarakat seperti siapapun djuga. Sifat²nja mendapat pengakuan dari masjarakat. Djikalau ia memiliki sifat² jang istimewa, maka mereka bisa memperkembangkannja, sebaliknja, apabila mereka berwatak lemah, maka mereka itu gagal karena kelemahannja itu, dan tidak oleh karena kodrat aseli jang berlainan sifatnja.

Chususnja adalah dipadangrumput, dimana lembaga berdache Indian berkembang dengan pesatnja. Orang² Indian-Dakota mempunjai suatu peribahasa, jang kita² berbunji: „kekajaan² bagus seperti berdache”, ini adalah pudjian tertinggi terhadap kekajaan rumahtangga; seorang wanita manapun djuga. Berdache mempunjai dua sendjata pertama, ia ulung dalam pekerdjaan wanita, kedua, iapun bisa membantu rumahtangganja dengan djalan mendjadi pemburu. Oleh karena itulah, ia tergolong orang² jang paling kaja. Apabila orang memerlukan merdjan² dan kulit² terhias jang paling bagus untuk digunakan dalam upatjara², maka orang lebih menjukai hasil pekerdjaan seorang berdache daripada siapapun djuga. Faedahnja sebagai anggota masjarakat selalu diketengahkan. Seperti halnja dikalangan orang² Zuni, perhubungan orang² lain dengan bantji mempunjai dua tjorak, dan mengandung unsur² ke-ragu²an dan keseganan terhadap suatu situasi, jang dirasakan memang tak sewadjarnja. Akan tetapi ketjaman masjarakat tidak mengenai si berdache, akan tetapi mengenai orang laki² jang, hidup ber-sama² dengan dia. Ia dianggap sebagai seorang jang lemah jang memilih tempat-tidur jang enak daripada mengedjar tudjuan² jang diakui dari kebudajaannja. Sesungguhnjalah orang laki² ini tidak ikut membantu apa² bagi rumahtangga, karena semuanja telah dikerdjakan dengan se-baik²nja oleh berdache itu. Dalam mengetjam itu, mereka tidak menjinggung kehidupan-kelaminnja, kan tetapi hanjalah dilihat dari sudut sukses ekonomi ia mendapat ketjaman pedas.

Akan tetapi djikalau homoseksualitet dianggap sebagai hal jang berlawanan dengan kodrat, maka si homoseksuil itu segera mendjadi korban dari segala persengketaan², jang memang mendjadi bagian mereka jang sesat dan bingung. Perasaan-dosanja, kesadarannja bahwa