Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/213

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

214

POLA-POLA KEBUDAJAAN

kemauan untuk menang bisa membangkitkan kekuatan dan semangat pada kehidupan manusia. Kehidupan orang² Kwatkiutl dilihat dari segi-tindjauannja sendiri merupakan kehidupan jang kaja dan kuat. Tudjuan jang diketengahkan mempunjai nilai²nja sendiri, dan nilai² sosial peradaban-Kwakiutl bahkan lebih merupakan kesatuan daripada jang terdjadi dalam masjarakat Zuni. Bagaimanapun udjud organisasi sosialnja, namun suatu masjarakat, jang telah memilih suatu organisasi selalu akan berusaha untuk mentjapai nilai² kesusilaan jang tertentu dengan sekuat tenaganja, sesuai dengan tudjuan² jang diketengahkannja. Sebaliknja, adalah tidak mungkin sekali, bahwa masjarakat jang se-baik²-njapun tidak bisa memadjukan nilai² kesusilaan jang lazim kita pudji dengan menggunakan hanja satu matjam susunan masjarakat sadja. Utopia tida bisa ditjapai sebagai suatu bentuk struktur masjarakat jang sempurna jang tak ada jang lebih baik Jagi dimana hidup manusia bisa berkembang se-sempurna²nja. Utopia² sematjam ini adalah termasuk chajalan jang sia² belaka. Perbaikan² jang benar² dalam organisasi sosial tergantung kepada perobahan² jang ketjil² jang djusteru sukar. Adalah mungkin untuk menjelidiki dalam² berbagai lembaga dan memperhitungkan biaja²nja dalam kesatuan² modal sosial, memperhitungkan dalam memadjukan tjiri-watak jang kurang baik dan dalam penderitaan dan kesengsaraan manusia. Apabila suatu masjarakat jang tertentu mau membajar harga ini untuk memadjukan tjiri-watak jang tjotjok dengan udjud aslinja dan jang ia ingin memadjukannja, maka beberapa nilai² dalam keseluruhan-kebudajaan ini akan berkembang, betapapun „djahatnja” nilai² itu. Akan tetapi risikonja besar, dan ada kemungkinan bahwa akan ternjata organisasi sosial itu tak mampu membajar harganja. Maka tatatertib sosial mungkin bisa runtuh oleh karenanja dengan segala akibat² berupa pemborosan² jang tiada batasnja dalam bentuk revolusi² dan bentjana² ékonomi dan kedjiwaan. Dalam masjarakat modérén masalah itu termasuk masalah jang paling perlu dipetjahkan oléh generasi sekarang ini dan meréka jang paling memperhatikan masalah ini terlalu sering mengira bahwa reorganisasi ékonomi dunia akan mewudjudkan Utopia chajalan² meréka, dan dalam pada itu lupa bahwa tidak ada suatu organisasi sosial bisa memisahkan nilai² susilanja dari keburukan² nilai² itu. Memang tiada suatu djalan lébar jang terbuka kearah Utopia jang sesungguhnja.

Akan tetapi ada satu latihan jang sukar, dan barangkali kita bisa membiasakan kepadanja, apabila kita semangkin bisa sadar akan kebudajaan. Kita mungkin bisa berlatih untuk menarik kesimpulan² kita terhadap tjiri² masjarakat kita dan peradaban kita. Bahkan sudah tjukup sukar bagi orang jang dibesarkan dibawah pengaruh peradaban itu, untuk beladjar me-misah²kan atau me-njilah²kan tjiri² ini. Dan