Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
22

POLA-POLA KEBUDAJAAN

lihatkan dalam menghadapi pembitjaraan mengenai sistim² ékonomi jang lain daripada sistim ekonomi jang resmi. Apa boléh buat, kita harus hidup dalam raugka ,,kepunjaanku dau kepunjaanmu", jang ternjata telah diangkat mendjadi hukum dalam kebudajaan kita.

Sikap atjuh tak atjuh kita malahan meugandung arti jang tertentu pula karena terbukti, bahwa berbagai bentuk kebudajaan bisa diselidiki sebaik²nja menurut letak keilmubumiannja. Akan tetapi jang menghalangi kita untuk mengambil tjontoh² dari bentuk² kebudajaan jang ber-turut² ada disépandjang masa, ialah se-mata² kurangnja bahan sedjarah, Mengenai terdjadinja ber-turut² dalam waktu, kita tak bisa mengabaikannja, sekalipun kita menghendaki misalnja ; marilah kita menoléh sadja satu generasi kebelakang, maka kita akan mengerti betapa banjak perobahan² jang terdjadi, kadang² malahan sampai pada kelakuan² kita jang kita sembunjikan. Selama perobahan² ini terdjadi tanpa disadari, maka faktor² apa jang menjebabkan perobahan² itu, hanja bisa kita tentukan kemudian. Ketjuali djika kita enggan menghadapi perobahan² kebudajaan dalam kehidupan kita jang mesra ketjuali kalau terpaksa, maka kita sudah barang tentu akan mengambil sikap jang lebih tepat dan lebih sadar terhadap soal² ini. Keengganan ini sebagian besar disebabkan oléh pengertian² kita jang salah mengenai tradisi² kebudajaan dan karena ketjenderungan kita sendiri untuk djusteru me-mudja² adatkebiasaan jang sudah lazim dalam masjarakat dan zaman kita. Apabila kita sedikit sadja mengenal tradisi² lainnja dan chususnja mengenal berbagai matjam bentuknja, maka pengetahuan kita ini pasti banjak faédahnja untuk penjiapkan satu tatatertib sosial jang lajak dan rasionil.

Penjelidikan berbagai bentuk kebudajaan ada pula faédahnja jang lain bagi alam pikiran dan kelakuan² kita sekarang. Kehidupan modérén telah menjebabkan banjak kebudajaan² saling kenal mengenal, akan tetapi untuk sementara hasilnja ialah réaksi² berupa nasionalisme dan ketjongkakan-djenisbangsa. Déwasa ini masjarakat sangat memerlukan adanja orang² jang benar² sadar-kebudajaan dan jang oléh karena itu dengan tiada takut² dan sunji dari kritik jang merusak setjara objéktif memandang bentuk² kelakuan bangsa² lain jang ditentukan oleh sebab² sosial.

Memandang rendah kepada orang asing bukanlah satu²nja tjara memetjahkan masalah² jang terdjadi karena hubungan erat antara djenisbangsa² dan bangsa². Bahkan pemetjahan masalah setjara ini sifatnja bukan ilmiah sekali, Sikap tak-tolerant bangsa Anglo-Sakson jang sudah terkenal itu adalah satu sifat, jang djuga ditentukan oléh tempat dan pengaruh² kebudajaan jang sifatnja sementara seperti segala sifat² lain jang manapun djuga. Bahkan bangsa², jang mempunjai