Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/207

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

208

POLA-POLA KEBUDAJAAN

Aku mengharapkan, bahwa njanjian-tjintaku didengar oléhnja, apabila njanjian ini kutudjukan kepada tjintaku jang baru, jang kutjintai.

Dari sini ternjatalah, bahwa dukatjitalah, bahwa dukatjita mudah berobah mendjadi malu, akan tetapi namun dukatjita dalam keadaan² terbatas jang tertentu boleh dinjatakan. Djuga dalam kehidupan mesra keluarga-Kwakiutl ada djuga tempat bagi perasaan saling mentjintai jang hangat dan semangat segar menerima dan memberi dari hubungan² jang gembira antara manusia. Tidak semua situasi dalam kehidupan suku Kwakiutl dikuasai setjara sama oleh motif² jang umumnja sangat karakteristik bagi hidupnja.

Seperti halnja hidup orang² Kwakiutl, maka djuga dalam peradaban Barat tidak semua segi penghidupan melajani setjara sama nafsu untuk kekuasaan, jang demikian menondjolnja dalam kehidupan modérén. Di Dobu dan Zuni tak mudah tampak segi apa dari kehidupan jang terpengaruh sedikit demi sedikit oléh sebagian kebudajaan. Ini bisa disebabkan oleh sifat kebudajaan, akan tetapi djuga oléh bakat istimewa untuk berlaku terus menerus. Belumlah mungkin sekarang ini untuk mengambil keputusan.

Ada suatu fakta sosiologis jang harus diperhatikan, apabila kita hendak mendapatkan pengertian jang baik tentang integrasi kebudajaan. Jakni arti penjebaran (diffusi). Banjak sekali karja antropologi mentjurahkan perhatiannja kepada penjempurnaan faktor² tentang sifat tiru-meniru manusia. Salah satu fakta² antroplogi jang menghérankan ialah luasnja daérah² kebudajaan primitif, tempat tersebarnja tjiri² jang tertentu. Tjiri² pakaian, bentuk² tertentu teknik, upatjara, mythologi pertukaran ekonomi pada perkawinan, kita dapatkan diseluruh benua² dan tiap suku dibenua itu seringkali akan memiliki tjiri itu dalam salah suatu bentuk. Meskipun demikian, ada beberapa wilajah jang tertentu dalam daerah² jang luas ini, dimana bahan dasar ini telah mendapat sifat² tersendiri karena tudjuan² dan motif² chusus. Bangsa² Pueblo menggunakan tjara² bertani dan tjara² bersihir jang sama dan mempunjai mythos² jang sama pula seperti jang terdapat diberbagai darah lainnja di Amerika Utara. Suatu kebudajaan Apollonis dibenua lain dengan sendirinja akan bertumbuh diatas bahan² jang lain. Kedua kebudajaan ini akan mempunjai arah jang sama mengenai pengolahan bahan jang ditiap benua, akan tetapi tjiri² jang terdapat akan berlainan satu sama Jain. Kebudajaan² jang sebanding diberbagai bagian dunia oleh karena itu mesti memiliki isi jang lain pula. Kita bisa memahami arah jang diambil oleh kebudajaan-Pueblo, apabila kita memperbandingkannja dengan kebudajaan Amerika Utara lainnja, jakni dengan kebudajaan² jang mengandung unsur² jang sama, akan tetapi jang diperguna-