Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/204

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

SIFAT-TABIAT MASJARAKAT

205


gunakan seluruhnja. Seléksi adalah sjarat pertama. Dengan tiada seléksi tiada kebudajaan akan mentjapai kedjelasanpun, dan hadjat² jang didipilihnja dan didjadikan miliknja itu adalah lebih penting dari perintjian chusus setjara teknis ataupun tata-tjara perkawinan jang djuga dipilihnja setjara itu.

Ketika kebudajaan, jang telah kita lukiskan, hanjalah memberi suatu illustrasi dari bagian² jang tertentu berupa kelakuan² jang mungkin jang dipilih oléh bangsa² itu dan ditumbuhkan oléh lembaga² tradisionilnja. Adalah sangat tidak boléh djadi, bahwa tudjuan² dan motif² jang dipilihnja, adalah jang termasuk pahng karakteristik bagi dunia seluruhnja. Kita telah memilih tjontoh² ini, karena kebudajaan² ini masih hidup, sehingga kita bébas dari rasa ke-ragu²an, jang selalu ada, apabila jang diperbintjangkan kebudajaan², jang tak bisa diperiksa setjara langsung. Misalnja mengenai kebudajaan Indian Padangrumput kita mempunjai bahan² banjak sekali, jang anéhnja saling bersesuaian. aik bahan² jang langsung berasal dari suku² itu, maupun tjerita² musjafir serta kenang²an dan sisa² adat-istiadat sebagaimana jang telah dilukiskan o1éh para ahli éthnologi, memberi gambaran psikologis jang djelas. Akan tetapi ada kekurangannja, jakni bahwasanja kebudajaan ini sudah sedjak lama tidak ada lagi sehingga se-tidak²nja patut untuk di-ragu²kan kebenarannja. Sukar sekali untuk mengatakan bagaimana dogma dan kenjataan saling menjesuaikan, dan tjara² apa jang dipergunakan untuk saling mentjotjokkan dogma dan kenjataan itu.

Kebudajaan² jang telah kita lukiskan itu mémanglah bukan „type”² dalam arti kesatuan tertentu dari tjiri².

Kebudajaan² itu masing² mempunjai tjorak tersendiri berdasar pengalaman, jang tak ada bentuk kembarnja dimanapun didunia ini. Adalah salah sekali untuk mentjoba menggambarkan semua kebudajaan² sebagai tjontoh² dari djumlah type² tertentu dan terpilih. Kategori² mendjadi kewadjiban djikalau meréka itu dianggap sebagai sesuatu keharusan dan dianggap berlaku untuk segala perabadan dan peristiwa Tjiri² agrésif dan ketjenderungan untuk menganggap dirinja ke-besar²an jang ada pada penduduk Dobu dan Pesisir Baratlaut dalam kebudajaan² tersebut masing² diasosiasikan dengan tjorak² jang sangat berlainan sifatnja. Suatu ketentuan jang tertentu tidak ada. Tjorak² Appolonis jang ada di Zuni dan di Junani sangat berlainan dalam asas perkembangannja. Di Zuni nilai kesusilaan jang berupa pengendalian diri dan kesederhanaan mengakibatkan terbuangnja semua hal jang berlainan sifatnja dari peradabannja. Akan tetapi, peradaban Junani tak bisa dipahami tanpa mengetahui adanja kompénsasi² Dionysis jang diakui pula dalam lembaga²nja. Apa jang dinamakan „hukum” tidak ada; jang ada ialah beberapa tjara karakteristik tertentu, jang bisa diambil