Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/199

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

200

POLA-POLA KEBUDAJAAN

meréka jang menganggap bahwa jang demikian itu tak perlu, biasanja terdjadi antara penjelidik² jang mempunjai bahan² jang tidak sama. Durkheim, jang sedjak mulanja mengenal baik adanja ketjorakragaman bentuk² kebudajaan dan terutama sekali kebudajaan Australia, sering kembali mengakui — sering dengan kata² jang samar² — perlunja penjelidikan² kebudajaan. Sebaliknja, para ahli sosiologi jang hampir sama sekali_mengchususkan perhatiannja kepada kultur kita sendiri jang sudah distandardisasi, mentjoba merobohkan suatu tjara jang mémang tak diperlukan pada penjelidikan²nya.

Djelaslah bahwa djumlah semua individu²-Zuni telah menghasilkan suatu kebudajaan jang mengatasi apa jang dikehndaki dan ditjiptakan oléh individu² ini. Kelompok itu diisi oléh tradisi : ia mengikat waktu. Kita berhak sepenuhnya menanamkan kelompok ini sebagai suatu keseluruhan jang organis. Sebagai konsekwénsi animisme jang terkandung dalam bahasa kita, maka kita mengatakan tentang kelompok itu sebagai sesuatu jang hendak mentjapai tujuan² jang tertentu dan membuat pilihan jang tertentu pula : tetapi hal ini tak boléh dipergunakan sebagai alasan kepada peladjar sebagai bukti adanja suatu filsafat mystik. Kita harus mempeladjari gedjala² kelompok ini, djikalau kita mau memahami sedjarah kelakuan² manusia; psikologi individuil bagaimanapun djuga tak bisa bertanggung djawab terhadap fakta² jang dihadapkan kepada kita.

Dalam setiap penjelidikan tentang adatkebiasaan² sosial soal jang tersukar ialah kenjataan, bahwa tingkah-laku jang dipeladjari disini harus melalui persetudjuan masjarakat jang sangat sukar itu, hanjalah sedjarah dalam arti jang se-luas²nja bisa mentjeriterakan tentang penerimaan dan penolakan masjarakat ini. Disini bukan sadja ilmudjiwa jang dipersoalkan, akan tetapi djuga sedjarah dan sedjarah bagaiminapundjuga terdiri dari keseluruhan fakta² jang tak bisa oléh introspéksi. Oleh karena itulah maka keterangan² mengenai adatkebiasaan², jang menerangkan bahwa organisasi ékonomi kita disebabkan oléh nafsu manusia untuk ber-lomba², peperangan modérén karena kesukaan berkelahi dan keterangan² jang gampang jang kita djumpai disetiap madjalah dan roman modérén, bagi seorang antropologi merupakan omong kosong belaka. Rivers tergolong orang pertama jang mengemukakan masalah ini se-tegas²nja. Ia menundjukkan bahwa daripada mentjoba menerangkan bahwa pembalasan-darah disebabkan oléh nafsu untuk membalas, sesungguhnja adalah perlu sekali untuk memahami nafsu untuk membalas itu dari lembaga² pembalasan-darah. Demikian pula diperlukan untuk mempeladjari irihati atau tjemburu dari sudut perhubungan², jang menentukan aturan² setempat bagi kelakuan séksuil den lembaga² jang mengatur hak-milik.