Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/184

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

PESISIR BARAT-LAUT AMERIKA

185


jang chusus diadakan pada peristiwa itu, sedangkan visiun menurut anggapan beberapa kebudajaan merupakan suatu pengalaman perseorangan dengan adikodrati dan hanja merupakan suatu dogma jang formil, maka djuga dalam hal sjamanisme perdamaian dengan ruh2 setjara perseorangatpun tak lagi penting dalam mendjalankan muslihat2 maupun melatih pembantu2 untuk menguatkan setjara dramatis tuntunan2 si sjaman itu. Adalah lazim bahwa seorang sjaman mempunjai seorang pembantu, jang lebih tepat dinamakan mata2nja. Tugas pembantu ini ialah untuk pergi diantara orang2 dan memberitahukan kepada madjikannja, dibagian mana badan terasa sakit pada orang2 jang sedang menderita sakit itu. Djikalau kemudian seorang sjaman dipanggiluntuk mengobati orangsakitia memperlihatkan kesaktian adikodratinja dengan djalan memusatkan seluruh perhatiannja kepada bagian tubuh itu. Djuga mata2 itu memberitahu apakah orang itu ketjéwa dan sedih. Pada tiap2 pengobatan setjara umumpun si sjaman memperlihatkan kesaktiannja dengan mengatakan bahwa djiwa2 orang sakit itu memerlukan kesegaran kembali. Mata2 itu menempuh djarak djauh dengan kano untuk menjampaikan pesan2, jang katanja adalah bisikan2 ruh2

Baik siaman dan pembantunja, maupun penontonnja tidak bersikap atjuh tak atjuh terhadap djenis penipuan jang dipergunakannja. Banjak bangsa2 jang mengira bahwa kesaktian adikodrati dengan wadjarnja mendjelma sebagai tipu-muslihat seorang tukang sulap. Akan tetapi lain pendapat orang2 Kwakiutl. Hanja seorang sjaman, jang sudah putus-asa, seperti hanja baik-diseluruh-dunia, akan mengakui terus-terang bahwa dengan menggunakan muslihat tukang sulap ia telah membiarkan tangannja digigit oléh ular ratél. Maka mereka mengetahui sekarang bahwa ia ,,biasa sadja, sebab apa2 jang dilakukannja sebagai sjaman, ditjapainja dengan djalan menipu.” Ia mengundurkan diri dan dalam témpo satu tahun ia mendjadi gila, Apabila suatu tipu muslihat seorang sjaman diketahui, ia kalah. Seorang sjaman sering memperlihatkan kesaktiannja dengan djalan membebaskan seekor badjing mati dari ikat-léhernja dan menjuruhnja berdjalan diatas lengannja. Setelah ia menari dengan binatang itu dan membuktikan bahwa ia bisa menghidupkan kembali binatang itu, pembantunja memindahkan papan ataprumah, dimana ia bisa menurunkan seutas tali. Dengan tjepat si sjaman mengikatkan talk itu pada Ieher badjing dan kemudian badjing ini terbang keatas. Kemudian ia memanggilnja kembali. Para penonton zchirnja mengetahui bahwa ia — untuk memanggil badjingnja itu — selalu berdiri ditempat jang sama itu sadja. Ada orang jang pergi memeriksa atap itu dan disana dilihatnja suatu tempat, jang hanja ditutup ol&h papan tipis. Sjaman itu lalu meninggalkan prakteknja dan tak lagi muntjul2. Seperti halnja baik-diseturuh-dunja ia mati karena