Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/173

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

174

POLA-POLA KEBUDAJAAN

karena terbakar, akan tetapi ia tetap bertahan. Baru setelah njala api mulai padam, ia berdiri se-olah2 tak terdjadi apa2, dan makan djamuan jang disuguhkan dalam pesta, untuk memperlihatkan perasaan atjuh-tak-atjuhnja terhadap perbuatan2 lawannja jang luar-biasa itu.

Sekarang timbullah permusuhan antara Si pembalap dan Si Buang. Meréka sekarang memilih ber-lomba2 dengan inisiasi dalam sjarikat2 rahasia, karena dalam hubungan ini hak2 istimewa keagamaannja dianggapnja lebih tjotjok daripada hak2-istimewa duniawinja. Si Buang membuat rentjana2 rahasia untuk mengadakan Upatjara Musim Dingin dan Si Pembalap, jang mengetahui hal ini dari penari2nja, memutuskan untuk mengatasi lawannja. Si Buang mewedjang anak laki2nja dan anak perempuannja. akan tetapi si Pembalap mewedjang dua anak laki2 dan dua anak perempuan. Si Pembalap sekarang telah mengalahkan lawannja, dan ketika empat anaknja dikembalikan dari tempat pengasingannja dan kegairahan tari2annja mentjapai puntjaknja, ia menjuruh memotong kulit-kepala seorang budaknja dan menjuruh membunuhnja oleh penari2 Pandir dan sjarikat Beruang2-Grizzry dan daging-nja disuruh makan oleh kanibal2 Skalpa (kulit-kepalanja) diberikannja kepada si Buang, jang ternjata tak bisa menandingi perbuatan jang demikian hebatnja.

Si Pembalap menggondol kemenangan jang lain lagi. Anak2 perempuannja diwedjang sebagai penari2-perarg dan mereka meminta supaja ditaruh diatas api-anggun. Setumpuk besar kaju-api ditaruh sebagai dinding disekeliling api dan anak2 perempuan itu diikat di-papan2, siap-sedia untuk dibakar dengan api jang ber-njala2 itu. Sebagai gantinja dua burdak perempuan jang berpakaian perang dan djuga diikat dipapan2 ditaruh diatas api itu. Empat hari lamanja anak2 perempuan Si Pembalap bersembunji dan se-olah2 mereka hidup kembali dari abu budak2-perempuan jang disimpan. Si Buang tak bisa menandingi pameran jang menandakan keunggulannja ini, dan ber-sama2 dengan tentaranja memerangi suku Nootka. Hanja seoranglah jang kembali untuk mentjeritakan tentang kekalahan dan kematian peradjurit2 jang pergi berperang itu.

Cerita ini dikisahkan sebagai sedjarah jang benar2 terdjadi dan ada pula kedjadian2 jang disaksikan tentang persaingan sematjam itu ; maksudnja sama sadja, jaknl untuk memamerkan kebesarannja, hanja tjara2 jang dipergunakan oleh pemimpin2-tertinggi jang saling bermusuhan itu ber-lain2an. Dalam salah suatu peristiwa, demikianlah tjerita seorang Indian jang sudah tua, pemimpin tertinggi mentjoba ,,memadamkan api" lawannja dengan tudjuh kano dan-empatratus selimut, sedangkan tuan-rumahnja menuangkan minjak diatas api. Atap rumah berkobar dan sebagian terbesar rumah hantjur. Akan tetapi