Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/171

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

172

POLA-POLA KEBUDAYAAN


pul: ,Ja, hai suku² tahukah kalian bagaimana kita membeli dengan selimut² Sukuku kuat dalam membeli tembaga. Kita tak seperti kalian. Ada seribu enamratus selimut dalam tumpukan ini. Inilah kata²ku, pemimpin² suku Kwakiutl, kepada mereka jang tidak mengerti bagaimana mereka harus membeli tembaga,” Djikalau ia selesai, pemimpin-tertingginja berdiri dan berkata kepada mereka jang berkumpul : „Sekarang kalian mengetahui namaku. Inilah namaku. Inilah berat namaku. Tumpukan selimut jang tinggi ini mendjulang sampai kelangit. Namaku adalah nama Suku Kwakiutl dan kalian tak dapat bersikap laku seperti kita, hai suku²! Awas, nanti aku akan minta kepada kalian supaja membeli daripadaku. Hai suku²! Aku samasekali tak menunggu sampai tiba waktunja, dimana kalian membeli daripadaku”.

Akan tetapi perdjualan tembaga baru dimulai. Seorang kepala diantara pengikut² pendjual berdiri dan menjebut lagi daftar kebesaran² dan hak²-istiméwa. Ia mentjeritakan semua hal tentang nénéekmojang² mithologisnja dan katanja : „Aku tahu bagaimana membeli tembaga. Anda selalu berkata bahwa anda kaja, pemimpin tertinggi. Pernahkah anda sekedjap sadja mengenangkan tembaga ini ? Sebaiknja membeli seribu selimut lagi, pemimpin jang tertinggi !” Dengan tjara demikian ini harga tembaga itu semangkin meringkat, achirnja mentjapai harga tigaribu duaratus selimut. Kemudian kotak² berharga diminta kepada si pembeli. Dalam kotak² ini selimut² ini akan disimpan. Kotak² ini didatangkan pula. Maka diperlukan lagi hadiah² lebih banjak lagi untuk „menghiasi pemilik tembaga”. Si pembeli achirnja mengalah dan memberikannja dengan kata² : „Dengarkan, pemimpin-tertinggi. Hiasilah diri anda dengan kano ini,jang berharga limapuluh selimut dan dengan duaratus selimut ini. Sekarang djumlahnja empatribu. Habislah sekarang.” Sipembeli mengarahkan pandangannja kepada pemilik tembaga, katanja : „Nah, anda terima harga itu, pemimpin-tertinggi ? Anda terlalu mudah mererima harga itu. Aku ini seorang Kwakiutl. Aku adalah seorang dari meréka jang mendjadi asal dari nama² semua suku² diselunuh dunia. Anda telah mengalah, sebelumnja aku selesai mengadakan pembitjaraan dengan anda. Anda pantas selalu dibawah kami.” Ia memerintahkan pesuruh²nja untuk memberitahu saudara-perempuannja, puterinja, dan memberikan duaratus selimut lebih banjak kepada saingannja, „pakaian puterinja.” Dengan ini mendjadi duaratus selimut dari ribuan jang kelima.

Demikianlah kina² lazimnja dalam mendjual tembaga. Dalam perlombaan antara pemimpin-tertinggi jang terkemuka, kekerasan dan persaingan, jang mendjadi inti kebudajaan ini, bisa berkembang bebas. Tjerita tentang sengketa antara Si Pembalap dan Si Buang, pemimpin² tertinggi suku² Kwakiutl, menundjukkan bagaimana persaingan itu ber-