Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/169

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

170

POLA.POLA KEBUDAJAAN


gal ditempatnja tiada ber-gerak2, meskipun api menjala tinggi dan mendjilat rusuk rumah. Tuan-rumah harus bersikap se-olah2 ia sama sekali tak memperdulikan meskipun rumahnja hampir terbakar. Beberapa pemimpin tertinggi jang terkemuka mempunjai sebuah patung kaju seorang laki2 jang dipasang berdiri diatas atap rumahnja, jang dinamakan si peludah. Patung ini dipasangi sematjam serokan, sedemikian rupa, sehingga minjak ikan-lilin jang berharga itu terus-menerus mengalir dari mulut terbuka dari patung itu dan djatuh diatas api jang bernjala didalam rumah. Djikalau pếsta-minjak itu mengatasi pếsta2 jang pernah diadakan olếh pemimpin tertinggi jang sekarang ini nendjadi tamu, maka ia harus meninggalkan rumah itu dan menjiapkan suatu pếsta-balasan, jang harus lebih hếbat dari pesta jang diadakan olếh saingannja itu. Akan tetapi djikalau ia berpendapat bahwa pếsta ini kurang dari pếsta jang pernah diselenggarakannja, maka ia melếmparkan kata2 penghinaan kepada tuan-rumahnja, dan tuan-rumah ini harus mentjari tjara2 baru untuk mempertontonkan kebesarannja.

Misalnja tuan-rumah bisa mengirimkan pesuruh2nja untuk menghantjurkan empat kano dan melếmparkan diatas api. Atau ia bisa membunuh seorang budak atau mematahkan tembaga. Dalam hal menghantjurkan tembaga ini ada berbagai taraf. Seorang pemimpin tertinggi jang menganggap bahwa peristiwa itu tak tjukup pentingnja untuk mengorbankan semua tembaga2nja jang sangat berharga itu, misalnja bisa memotong sebagian sadja, dimana ia bisa memaksa lawannja untuk memotong djuga sebagian tembaga jang seharga dengan itu. pengembalian barang2 sama sadja seperti djika sepotong tembaga itu dibagiekan semua. Dalam suatu perlombaan dengan berbagai saingan, suatu potong tembaga bisa di-potong2 ketjil2 dan kemudian ditếbar2kan dipantai seratus mil djauhnja. Djika achirnja seorang pemimpin-tertinggi kenamaan berhasil memiliki potongan2 tembaga jang telah bertếbaran itu, ia menjuruhnja menjoldếrnja supaja utuh kembaili dan tembaga itu harganja naik berlipat-ganda.

Menurut djalan-pikiran orang2 Kwakiutl pengurbanan tembaga sebenarnja hanjalah merupakan variasi dari perbuatan ini. PemimpIn tertinggi jang kenamaan itu bisa menghimpunkan sukurnja dan mengadakan persiapan untuk potlatch: ,,Dalam pada itu aku berkenan akan memburuh dalam api ini tembagaku Dandalayu, jang sekarang merintih dirumahku. Sekarang akan kupatahkan untuk mengalahkan lawanku. Aku akan membuat medan pertempuran dari rumahku hai sukuku. Berbahagialah, hai para pemimpin, inilah untuk pertama kali diadakan potlatch jang demikian besarnja." Pemimpin tertinggi itu meletakkan tembaga itu didalam api, dimana logam tsb. terbakar atau ia mem-