Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/167

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

168

POLA-POLA KEBUDAJAAN


Akulah jang memberi kano2 kepada pemimpin2 tamu2, pemimpin2 suku2!

Lagu2 memudji dan memudja diri sendiri ini dinjanjikan oléh pengikut2 pemimpin-tertinggi pada setiap peristiwa2 jarg penting dan merupakan pernjataan2 chas dari kebudajaannja, Semua alasan jang diakuinja berpusat kepada hasrat urtuk mendjadi unggul, Organisasi sosialnja, lembaga2 ékonomi, agamanja, kelahiran dan kematian, semuanja merupakan alat2 dimana hasrat ini bisa didjelmakan, Anggapan mereka tentang kemenangan mengakibatkan ditertawainja dan diperolok2nja didepan umum lamanja, meskipun mereka iri menurut adat merupakan pula tamu2nja jang diundang. Pada suatu potlach pengikut2 tuan-ramah membuat patung2 sebesar orang menggambarkan pemimpin suku, jang harus menerima tembaga. Kemiskinannja dilambangkan oléh tulang2 rusukrja jang menondjol dan kehinaannja digambarkan dengan suatu sikap jang hira pula, Pemimpin tertinggi, jang mendjadi tuan-rumah, menjanjikan lugu2 dimana ja menghina dan mentjemoohkan tamu2nja :

Wa, pergi,

Wa, pergi,

Palingkan muka2mu, supaja aku bisa melempiaskan kemarahanku dengan menampar muka pemimpin2 suku lain,

Mereka harjalah bersikap pura2: mereka hanjalah mendjual uang tembaga jang itu2 djuga kepada pemimpin2 ketjil suku2

Ah, djangan minta ampun,

Ah, djangan sia2 minta ampun dan atjungkan tanganmu keatas, kamu dengan lidah2 jang malas.

Aku hanja bisa tertawa karena dia, aku tertawakan dia, jang menghabiskan isi (kotak2 jang penuh hartabenda) dalam rumahnja, rumah-potlatchrja, rumah untuk mengundang, dimana kita dibiarkan lapar.

Inilah sebabnja aku tertawa,

Sebabnja aku tertawa karena dia jang kekurangan,

Orang, jang mem-bangga2kan nénékmojangnja, jang adalah pemimpin-tertinggi.

Meréka jang hina tiada mempunjai nama2 jang berasal dari kakek2nja.

Mereka jang hina jang bekerdja.