Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/146

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

DOBU

147


Kalimat jang senilai dengan ,,Terima kasih” waktu menerima hadiah, adalah : ,,Kalau anda membunuhku sekarang, bagaimana aku bisa membajarnja kembali!” Mereka memperingatkan kepada si pemberi hadiah, bahwa rugilah meratjun orang jang masih mempunjai hutang kepadanja.


Pada umumnja, tertawapun dianggapnja tak baik. Sebaliknja, bermuramdurdja adalah suatu nilai kesusilaan. ,,Memang sana itulah tempat asalnja tawa!” katanja sambil memarahi bangsa tetangganja jang tidak sekeras hati seperti mereka. Dalam mengusahakan tugas2 penting, misainja berkebun atau Kula, maka dilarang keras orang ber-senang2 dan bergembira. ,,Kita dikebun tidak ber-main?, tidak ber-njanji2, dan tak pula mendongeng. Djika kita berbuat begitu, ubi? akan berkata: »Mantera matjam apa ini! Dahulu adalah keluarga baik2, tapi sekarang!” Ubi2 itu akan salah-mengertikan pertjakapan2 kita, Mereka tak akan mau tumbuh!” Tabu sematjam itupun berlaku selama Kula. Orang jang berdjongkok dipinggir desa orang? Amphléts, dimana diadakan tari2an, ketika diadjak menari mendjawab marah2: Isteriku akan mengatakan bahwa aku gembira dan berbahagia” Ini sangat tabu.


Kekerasan terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain jang mendjadi nilai-susila di Dobu, djuga merupakan sebab orang mengandung rasa iri Gan tjuriga. Seperti kita ketahui, orang dilarang memasuki kebun atau rumah orang Jain. Milik individu sangat dihormati. Tapi setiap pertemuan antara laki2 dan perempuan dianggap tak patut, dan adalah lumrah, bila orang laki2 berbuat sekehendak hatinja terhadap seorang perempuan jang tidak lari ketika didjumpainja. Dianggapnja bahwa seorang perempuan jang tiada pengawalnja boleh diperlakukan semau2nja. Maka itu biasanja seorang wanita membawa seorang anak2 Ini melindungi dia terhadap tuduhan2 dan bahaja2 adikodrati. Waktu wanita2 bekerdja dikebun, biasanja suaminja mendjaga dipintu kebun barangkali ngomong2 sedikit dengan seorang anak2 sambil me-lihat2 apakah isterinja tak ber-tjakap2 dengan orang lain. Ia mengawasi berapa lamanja isterinja berada dalam semak2 menunaikan hadjatnja, dan kadang2 mengikuti dia, padahal orang2 Dobu berpantang melihat anggota kelamin. Adalah menjolok mata bahwa sifat2 ke-malu2an ini tiada bedanja dengan sifat ke-malu2an nénékmojang kita jang bersifat terlalu mau sutji (puritan). Tiada orang laki2 jang mau dirinja kedapatan telandjang bulat oleh orang laki2 lain. Bahkan dalam satu kano jang didalamnja hanja orang taki2 sadja, djika hendak kentjing akan mendjauhi teman2nja dulu. Tiap2 pengakuan tentang hidup seksuil diri sendiri djuga tabu, mergka samasekali tak boleh menjinggung soal ini, ketjuali djika merlka memang mau sengadja ngomong kotor. Oleh karena itulah ber-tjumbu2an sebelum perkawinan pada umumnja