Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/147

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

148

POLA-POLA KEBUDAJAAN


dianggap pula sebagai sesuatu jang bersifat platonis, padahal njanjian2 dalam tari2an, jang menjinggung soal ini, mentjeriterakan setjara bernafsu dan djelas sekali tentang soal2 séksuil, dan bahwa hal jang sebenarnja tentang ini dikenal pula oleh semus orang dewasa berdasarkan pengalaman sendiri.


Sifat ke-malu2an mengenai soal séksuil jang sudah berurat-berakar di Dobu tak begitu asing bagi kita, mengingat latarbelakang kebudajaan kita, sedangkan kekerasan hati jang mengiringinja ada pula kedapatan pada sifat2 ke-malu2an puritan. Akan tetapi ada bedarja. Kita bisa memperhubungkan sifat ke-malu2an ini dengan peristiwa pengingkaran hawanafsu dan kurangnja perhatian kepada séksualitét. Akan tetapi sesungguhnja tak perlu mesti demikian. Di Dobu, disamping sifat kemalu2an jang mendalam ada pula hubungan sékse jang terlarang sebelum perkawinan, sedangkan hawanafsu seksuil dan teknik sangat dihargai. Baik dikalangan laki2 maupun kaum wanita, kepuasan seksuil sangat dihargai dan mereka berdaja-upaja untuk semangkin menjempurnakannja. Orang2 laki2 jang mentjurigai isterinja, bahwa ja tidak setia kepadanja, menurut norma2 jang berlaku tak bisa bersikap masabodoh sadja, atau lantas mentjari kawan diantara kaum laki2 se-mata2 Turun-naiknja sjahwat dipergunakan se-baik2nja, berbeda misalnja dengan apa jang terdjadi di Zuni, dimana hal ini dipersahadjakan oleh lembaga2 suku. Adjaran pokok dilapangan seksualitét bagi wanita jang hendak memasuki hidup-perkawinan, jalah bahwa mereka sedapat mungkin harus membikin letih, supaja sang suami tak meninggalkan dia se-lama2nja. Dalam hal ini segi badani seksuatitét tidak dipandang rendah.


Penduduk Dobu sifatnja keras, malu2 bernafsu dan batinja selalu sakit karena irihati, tjuriga dan dendam. Ia selalu beranggapan bahwa kesenangan dan keuntungan diambilnja atau dirampasrja dari suatu dunia dalam perdjuangan, dimana ternjata bahwa dialah pemenangnja. Siapa jang banjak mengalami perdjuangan2 demikian itu, hal mana terbukti dari kemakmuran jang ditjapainja, dialah orang disegani dan dihormati. Pada umumnja orang beranggapan bahwa ja untuk mentjapat tudjuan ini, telah mentjuri, telah membunuh anak2 pembantu dan kerabatnja dengan menggunakan mantera, dan telah sering pula menipu dan memperdajakan orang. Seperti kita ketahui, pentjurian dan zinah adalah tudjuan mantera. jang sangat dihargai dari orang2 jang sangat dihormati dalam masjarakat. Salah seorang jang paling dihormati dipulau Dobu telah memberi suatu mantera kepada Dr. Fortune. Chasiat mantera ini ialah bahwa pemiliknja dengan mengutjapkan mantera itu bisa gaib (menghilang). Kata orang itu kepada Dr. Fortune: ,,Sekarang Tuan bisa memasuki toko2 di Sydney dan mentjari se-mau2 Tuan, dan