Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/129

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
POLA-POLA KEBUDAJAAN

Seorang dokter jang mendjual prakteknja kepada dua orang jang bukan sedjawatnja, tapi bahkan saling bersaingan, maka transaksi jang demikian ini dikalangan kita adalah tak sjah. Demikianpula halnja dengan goodwill suatu perusahaan. Dalam masa feodal seorang radja jang memberikan gelar² dan tanah² jang sama kepada dua orang sekaligus, akan mendatangkan pemberontakan. Meskipun demikan adatistiadat sematjam itu dikalangan penduduk Dobu, dimana kedua ahliwaris tak merupakan sedjawat, sahabat baik atau peséro² dari suatu milik bersama, melainkan saling bersaingan, bisa dibenarkan.

Hak²-istimewa diberikan kepada dua orang sekaligus. Akan tetapi, djikalau ternjata bahwa anak-laki² ketika ajahnja meninggal dunia mendapat lebih banjak mantra²-sihir daripada anak-laki² saudara-perempuan ajah, maka jang tersebut terachir ini jang dalam masjarakat Dobu merupakan ahliwaris jang sjah, bisa minta kepada kemenakannja supaja kepadanja diadjarkan mantra² jang ia belum mempunjainja, tanpa membajar. Akan tetapi apabila ahliwaris jang sjahlah jang mendapat mantra² lebih banjak maka anak-laki² orang jang meninggal itu tak bisa menuntut apa².

Mantra² magi — untuk bisa bekerdja — harus diutjapkan dengan tepat, dan sering kali disjaratkan supaja dipergunakan daun² atau kaju tertentu dalam melakukan perbuatan simbolis, jang mengiringi pengutjapan mantra itu. Sering kali djenis magi itu ialah magi simpathis. Misalnja pertumbuhan pesat tumbuh²an-air diteladankan kepada ubi²-nja, atau kerusakan² jang diakibatkan oh burung-rangkok (Bucerida) kepada batang² pohon dipertjontohkan untuk menghantjurkan gangosa. Djelaslah, betapa djahatnja mantra-sihir itu dan betapa semuanja itu mentjerminkan kejakinan² orang² Dobu, bahwasanja tiap² keuntungan hanja bisa ditjapai atas kerugian orang lain.

Upatjara² dikebun dimulai, apabila tanah digarap untuk menjiapkan bibit ubi dan dilandjutkan sampai waktu panen. Mantra²-sihir jang digunakan waktu menanam memberi gambaran tentang ubi² besar jang masak. Mantra²-sihir itu, jang digunakan waktu tanaman mulai tumbuh menggambarkan per-belit²an gagang daun ubi serupa dengan pembuatan sarang oléh laba² kapali :

Kapali, kapali
jang selalu sadja ber-putar²an
tertawa sukaria.
Seperti aku, apabila kebunku penuh daun²
seperti aku dengan daun²ku.
Kapali, kapali
Jang selalu sadja ber-putar²
tertawa sukaria.