Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/127

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
POLA-POLA KEBUDAJAAN

hadiah² atau sedekah² untuk mentjiptakan kerdjasama antara déwa² dan pemudja²nja. Unsur² adikodrati dalam hidup orang² Dobu terbatas kepada nama²-magis, dan siapa jang mengetahui ini mendapat kesaktian jang tertentu. Ini menjebabkan, bahwa sedjumlah besar orang² Dobu tak mengetahui nama mahluk² adikodrati itu. Tidak ada orang jang mengetahui nama² itu, ketjuali nama jang diketahuinja setelah ia membeli „pengetahuannja” itu atau jang telah diterimanja sebagai harta pusaka. Nama² jang penting tak pernah diutjapkan keras², akan tetapi di-bisik²kan supaja takada orang² lain jang mendengarnja. Kejakinan² jang disebabkan oléh hal ini lebih banjak bersangkutan dengan magi nama daripada dengan pemudjaan setjara keagamaan terhadap jang adikodrati.

Tiap² perbuatan dan tindakan selalu mempunjai mantra²nja sendiri dan salah suatu anggapan jang paling aneh dari orang² Dobu ialah bahwa tak ada sesuatu jang berhasil tanpa penggunaan magi. Kita telah mengetahui betapa sebagian besar kehidupan orang² Zuni tak diliputi oleh agamanja. Dikalangan bangsa Zuni tiap² pengutjapan agama dihubungkan dengan hudjan, dan bahkan seandai anggapan ini terlalu di-lebih²kan, namun kita harus menetapkan, bahwa banjak sekali hal² dalam kehidupan orang² di Zuni jang tak diiringi oléh upatjara² keagamaan. Kelak akan ternjata bahwa pun didaérah pantai Barat-Laut, Amerika, agama ternjata sedikit sekali hubungannja dengan unsur terpenting kehidupan bangsa, jang berupa hal menguasai kedudukan sosial. Dikalangan orang² Dobu keadaannja sangat berlainan. Disini semua hal jang hendak ditjapainja tergantung kepada magi jang diketahuinja. Ubi tak bisa tumbuh tanpa mantra-sihir, magi-pertjintaan diperlukan untuk membangkitkan hasrat seksuil, pertukaran barang² berharga diselenggarakan setjara magis, hanja dengan penjihiran jang dahsjat bisa ditjegah bahwa pentjuri² mengganggu pohon²; djuga angin hanja taat kepada mantra²-sihir dan penjakit serta maut bisa timbul dan terdjadi karena praktek²-sihir.

Mantra²-sihir magis oléh karena itu mendapat arti jang penting sekali. Kedahsjatan hasrat orang² Dobu untuk berhasil dalam hidup ini tertjermin dalam perdjuangannja mati²an untuk mendapatkan mantra² sihir. Mantra² ini tak pernah merupakan milik bersama. Tiada sjarikat² magi, jang mempunjai mantra² sebagai hak-istimewanja, tak pula ada sjarikat² jang mewarisi mantra² ini. Bahkan kerdjasama dalam kelompok²-susu tak pernah sedemikian rupa, sehingga ada penggunaan bersama dari kesaktian jang tersimpul dalam mantra²-sihir itu. Susu hanjalah mengatur kewarisan jang se-mata² bersifat perseorangan dari mantra²-sihir. Ada hak-waris atas mantra jang dimiliki oleh saudara-laki² ibunja, akan tetapi tiap² mantra hanja bisa diserahkan satu kali