Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/109

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

110

POLA-POLA KEBUDAJAAN


perhubungan dengan dia adalah rraram, dan djikarau ia merjentuh alat2 pemburu, maka alat2 ini tak bisa dipakai lagi. Orang2 pueblo tak sadja tidak mempunjai rumah2 chusus bagi wanita2 haid, akan tetapi bahkan mereka tak menghiraukan sama sekali adanja waktu2 haid ini jang oleh karena itu tak membawa pelobahan kepada tjara hidup seorang wanita.


Suasana menekan disebabkan ketakutan dikalangan suku2 tetangganja didjelmakan dalam banjak lembaga2, jang ada hubungannja dengan sihir. Sihir adalah suatu pengertian, jang biasanja dipergunakan untuk melukiskan praktek2 di Afrika dan Melanesia, akan tetapi tak kurang chasnja dalam hubungan ini ialah ketjemasan, ketjurigaan dan ketegangan terhadap djuruobat2 di Amerika-Utara, jakni gedjala2 jang bisa kita djumpai diseluruh daerah Alaska melalui Shoshona di lembah Besar sampai dikalangan kaum pima dii Baratdaja jang sering dihubung2kan dengan kultus-Medewiwin di Timur. suatusjarikat Dionysis tak sadja menaruh perhatian kepada kekuasaan adikodrat karena kekuasaannja, akan tetapi djuga karena unsur-bahaja jang ada didalamnja. usaha jang terdapat di-mana2 untuk mengumpulkan pengaraman2 berbahaja bisa dengan bebas di djelmakan dalam lingkungan suku berupa sikapnja terhadap djuruobat. Djuruobat ini kesaktiannja mengandung lebih banjak sifat2 djelek daripada baik. Sikap mereka terhadap djuruobat adalah suatu tjampuran diri rasa-tjemas, kebentjian dan ketjurigaan. Kematiannja tak bisa dibalas dan djikalau ia gagal dalam menjembuhkan orang sakit dan orang menaruh tluriga kepadanja, maka biasanja ia dibunuh.


Suku Mejave jang berdiam di Baratdaja, jang tak termasuk lingkungan Pueblo, memperkembanngkan sikap ini lebih landjut, ,,adalah mendjadi sifat seorang tabib, untuk membunuh orang2 setjara itu, seperti pula silat burung elang untuk membunuh urung2 ketjil, supaja ia sendiri bisa terus hidup", katanja. semua orang jang dibunuh oleh seorang djuruobat, tertjekam dalam kekuasaannja kelak diachirat. Mereka merupakan barisan pengawalnja. sudah tentu ia ingin sekali mempunjai banjak pengawal. Seorang djuruobat dengan teranl2an bisa mengatakan : ,,Saja belum mau mati. Barisan pengawal saj belum tjuup besar". Djika ia mau sedikit sabar, ia akan menguasai suatu barisan jang bisa dibanggakan. Adakalanja ia setjara simbolis memberikan tongkat kepada seorang pemuda dan berkata : ,,Engkau tahu kan, bahwa aku jang membunuh ajahmu?" Atau ia datang pada orang jang sakit dan berkata : ,,Akulah jang menbunuh kamu". Jang dimaksudkan bukanlah bahwa ia mempergunakan ratjun atau bahwa ia telah membunuh ajah pemuda itu dengan pisau. Membunuhnja setjara adikodrati.