Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/108

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BANGSA PUEBLO DI MEKSIKO BARU

109


pemimpin. Bahkan orang jang mempunjai haridepan jang baik, meng- ikrarkan djandji seperti itu pula, karena tertarik oléh kehormatan jang akan diberikan kepadanja. Sjarikatpun bisa memaksa seorang anggauta jang membangkang untuk mengikrarkan djandji tersebut. Djandji pera- djurit²itu bukanlah djalan satu²nja untuk membenarkan bunuh-diri didaérah padangrumput. Meskipun bukan suatu kelaziman dikalangan mereka, seperti halnja dikalangan beberapa bangsa primitif, namun tersiar djuga dongeng² tentang bunuh-diri karena tjinta. Mereka bisa merasakan betul² betapa hebatnja pembinasaan-diri itu.

Masih ada tjara lain, dimana ideal Apollonis didjelmakan dalam lembaga² bangsa Pueblo. Kebudajaannja tak memperhatikan soa² seperti tjemas atau bahaja. Tidak ada pada meréka itu keinginan jang bersifat Dionysis untuk mentjiptakan keadaan², dimana terdjadi pengo- toran dan ketjemasan. Dalam pada itu di-mana² didunia ini peritiwa² seperti ini ada, chususnja dalam masa berkabung — sehingga pema- kaman mendjadi suatu peristiwa jang diliputi oléh perasaan tjemas- bukannja perasaan sedih. Dikalangan suku² Australia, kerabat² jang terdekat menubruk majat dan me-matahkanja, supaja ia nantinja tak mengganggu meréka. Meréka patahkan tulang² kakinja, supaja rohnja tak mem-buru² meréka. Di Isleta meréka hanja mematahkan sikat- yambut dan bukannja tulang²majat. Orang² Navajo, jakni tetangga dekat bangsa Pueblo, membakar rumahnja dan segala isinja, djikalau ada orang jang meninggal disitu. Tiada milik orang mati jang bisa di- serahkan kepada orang lain. Semuanja kotor, haram. Dikalangan bangsa Pueblo hanja panah, busur dan milik orang mati — milik ialah djimat seorang djuruobat berupa tungkul-djagung jang sempurna — ditanam ber-sama² dengan majat, akan tetapi sebelum itu bulu² ber- harga jang menghiasi mili itu ditjabuti dahulu. Tidak ada jang dibuang. Dengan segala lembaga²nja bangsa Pueblo melambangkan tamatnja riwajat hidup seseorang, bukannjatindakan² untuk melindungi diri dari kekotoran majat atau dari rasa-dendam rob.

Dalam beberapa peradaban², semua saat² terpenting dalam hidup dianggap sebagai situasi² jang menakutkan. Kelahiran, permulaan pubertét, perkawinan dan kernatian selalu memberi kesempatan untuk melaksanakan anggapan ini. Misalnja orang² Pueblo tak me-lebih²kan unsur-ketakutan dalam peristiwa kematian, dan oléh karena itu djuga tidak dalam peristiwa² lainnja. Sikapnja terhadap haid adalah sangat chusus, karena banjak suku² tetangganja jang dalam setiap kemahnja ada rumah² ketjilnja jang chusus untuk wanita² haid. Biasanja meréka masak untuk dirinja sendiri, menggunakan alat²-dapurnja sendiri dan samasekali mengasingkan diri. Bahkan dalam hidup kerumahtanggaan