Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

102

POLA-POLA KEBUDAJAAN


jang terdekat se-olah2 sama sekali tak terpengaruh oléh kedjadian ini. Upatjara2-pemakaman adalah jang paling sederhana diantara upatjara2 jang ada, dan jang paling tak dramatis. Segala kesibukan jang mengiringi pelaksanaan rentjana tahunan upatjara2, tak terdapat disini. Majat dimakamkan dengan segera, bahkan tak dihadiri oléh padri.

Akan tetapi bahkan di Zuni tidak mudah untuk melupakan kematian seorang jang ditjintai. Kelangsungan kesedihan atau rasa kurang énak dinjatakan dalam suatu kepertjajaan, bahwa suami jang ditinggal mati isterinja berada dalam bahaja besar. Marhum isterinja hendak ,,mendjemputnja", jang berati bahwa dalam kesunjiannja mungkin ia ingin ditemani oleh suaminja. Demikian pula isteri jang ditinggal mati suaminja. Djikalau jang ditinggal mati sangat sedih hatinja, Iebih2 lagi ia mudah dihinggapi bahaja. Oléh karena itu ia mendapat segala pelajanan2, seperti halnja orang jang telah membunuh orang lain. Ia harus ber-sunji2 selama empat hari, rneninggalkan kehidupannja se-hari2, tidak berbitjara atau diadjak berbitjara, tiap2 pagi menelan obat tjutjiperut untuk membersihkan diri dan pergi keluar désa sambil mengorbankan tepung hitam dengan tangan kirinja. Ia melambai2kan lengannja empat kali diatas kepalanja dan kemudian membuang tepung itu, untuk ,,mengusir kedjadian2 jang buruk" katanja. Pada hari keempatnja ia menanam tongkat2-doanja bagi orang jang meninggal dan memohon kepadanja dalam doa satu2nja, jang ditudjukan kepada perseorangan, baik ia manusia atau mahluk adikodrati, supaja djangan diganggu, djangan didjemput dan minta supaja ia dipikirkan dengan:

Segala matjam keuntungan.
Melindungi kita melalui djalan jang aman.

Bahaja jang mengantjamnja, menurut anggapan meréka, berlangsung sedikitnja satu tahun. Selama masa itu marhum isterinja tjemburu, kalau ia mendekati wanita lain. Setelah liwat setahun ia bersetubuh dengan wanita lain dan memberi hadiah kepada marhum isterinja. Dengan memberi hadiah ini, lenjaplah pula bahaja jang mengantjamnja. Sekarang ia bébas, dan ia kawin lagi. Demikian pula wanita, djika kematian suaminja.

Orang2 didaérah padangrumput disebelah Barat, sikapnja dalam masa berkabung lain sekali, dan meréka tak menundjukkan rasa takut. Meréka sesuai dengan watak Dionysisnja menenggelamkan diri dalam kesedihan. Semua perbuatannja djusteru hendak membuktikan betapa sedih dan gelisah meréka itu karena ada peristiwa-kematian dan meréka sama sekali tak berusaha untuk menjembunjikannja. Wanita2 melukai kepala dan tangannja dan ada jang memotong djarinja. Wanita2 berdérét2 berdjalan melalui kémah, bila ada orang penting meninggal