Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/100

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

101

BANGSA PUEBLO DI MEKSIKO BARU

usaha, supaja suatu téknik jang teliti akan membantu melupakan hal ini dengan emosi jang se-ketjil2nja. Meréka memotong sehelai rambut orang jang meninggal dan membakarnja, supaja ber-sama2 dengan asapnja lenjap pula suatu kesedihan jang besar. Meréka me-nébar2kan tepunghitam dengan tangan-kirinja — jang diassosiasikan dengan kematian — untuk ,,menghitamkan djalan meréka", jang berarti supaja timbul kegelapan antara dirinja sendiri dan kesedihannja. Di Isleta, padri2 jang bertugas pada malam hari keempat sebelumnja anggota2 keluarga bubar setelah terdjadi peristiwa kematian, membuat altar tanah. Diatas altar ini tongkat2-doa orang jang meninggal diletakkan ber-sama2 dengan busur dan panahnja, sikat-rarnbut jang dipergunakan guna menjiapkan majat untuk dimakamkan, serta pakaian2nja. Selain daripada itu pula ditaruh pula suatu piring dengan air-obat dan kerandjang berisi makanan, dimana semua orang memberikan sumbangannja. Diatas tanah pintu-rumah sampai dialtar, padri membuat djalan dari dari rnakanan, jang dilalui oléh orang jang meninggal djikalau mau masuk. Meréka berkumpul untuk memberi makanan untuk kali jang terachir, dan kemudian ia diberangkatkan. Salah seorang padri nemertjik-pertjiki semua orang dengan air-obat, dan kemudian pintu dibukanja. Padri Agung berbitjara kepada jang meninggal dan memrpersilahkan dia makan. Meréka mendengar djedjak2nja diluar dan mendengar dia mengetuk2 pintu. Ia masuk dan makan. Maka padri-agung menpertjik2kan air diatas djalan, jang akan dilaluinja, padri2 ,,mengusirnja dari dusun". Meréka membawakannja tongkat2-doanja, pakaian2nja, milik2-perseorangannja, sikat-rambut dan piring berisi makanan. Semua dibawanja keluar dusun, dan dipatahkan lahsikat-rambutnja, dipetjahkanlah piringnja, untuk kemudian ditanam ditempat jang tak mudah diketahui orang. Meréka ber-lari2an pulang tanpa menéngok kebelakang dan menutup rapat2 pintunja dengan menggoréskan tanda salib dengan batu-api jang tadjam, untuk mentjegah djangan sampai ia masuk kembali. Ini adalah perpisahan resmi dengan jang meninggal. Padri-Agung berbitjara dihadapan orang2 dan mengatakan, bahwa meréka akan melupakannja. ,,Ia telah mati empat tahun jang lalu". Dalam upatjara2 dan dalam dongéngan rakjat sering terdapat penukaran sehari dengan setahun atau selahun dengan sehari. Sekarang sudah ada tjukup waktu untuk melenjapkan rasa sedih. Orang2 boléh pergi, upatjara-bergabung selesai.

Akan tetapi apapun tjorak psyskologinja sesuatu bangsa, kematian adalah kedjadian jang tak bisa dihindarkan, dan jang tak bisa dengan begitu sadja dilupakan. Di Zuni keengganan Appolonis akan kemustahilan untuk melupakan kematian jang membawa begitu banjak kesedihan dinjatakan dalam tjaranja menghadapi masalah ini. Kerabat2nja