Lompat ke isi

Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dalam Second Degré lebih diseragamkan lagi untuk lycée, colleges cours complémentaires dan collége technique(Sekolah Teknik menengah), sehingga makin mudah) pulalah bagi sianak berpindah dari suatu djenis sekolah menengah kedjenis lainnja.

Dalam tahun 1943, sesudah pasukan-pasukan sekutu menduduki Afrika Utara, berkumpullah sedjumlah ahli-ahli pendidikan di Aldjazair. Konperensi Aldjazair ini diketuai oleh M. Capitan. Dalam hubungan ini patut kita ingat bahwa pada waktu itu negeri Perantyjis sudah diduduki oleh Djerman selama 4 tahun dan semangat rakjat boleh dikatakan sangat merosot, terutama karena terpetjahnja bangsa itu atas jang pro-Vichy dan pro-De Gaulle.Berlangsungnja konperensi ini mengingatkan kita lagi bahwa seringlah timbul gagasan-gagasan jang mulia diwaktu suatu bangsa mengalami detik-detik jang gelap dalam sedjarahnja.

Oleh konperensi itu dengan terus terang dinjatakan penjesalan sebesar-besarnja atas pengchianatan jang dilakukan oleh pedjabat- pedjabat tinggi angkatan perang, kaum politisi, pemimpin-pemimpin dibidang keuangan, industri dan dagang. Seandainja bukan karena kelemahan semangat mereka, demikian kata M. Capitan dalam pidatonja, maka Perantjis tidak akan kalah dan penindasan Djerman tidak akan diderita seperti sekarang ini. "Mereka jang dapat membanggakan diri telah sampai kepuntjak sistim pendidikan kitalah djustru jang menundjukkan sifat pengetjut jang sangat memalukan”. Dan sistim pendidikan seluruhnja harus dianggap kurang memuaskan, karena telah menghasilkan bentjana sehebat itu.

Pengalaman-pengalaman dalam perang menundjukkan bahwa seringkali orang-orang jang pintar malah sangat kekurangan kekuatan moril dan kepribadiannja, sehingga djatuh kelembah kelemahan dan ketjurangan. Inilah akibat dari pada pendidikan jang terlalu intelektualistis, jang tidak memperlihatkan pendidikan kepribadian, atau pembentukan watak. Oleh konperensi diingatkan bahwa pendidikan djasmani belum djuga berurat-berakar dalam sistim pendidikan Perantjis.

Jang menarik perhatian pula ialah bahwa konperensi itu menjatakan pudjiannja atas sistim pendidikan Inggeris, jang terkenal memberi titik-berat pada pendidikan watak. Dari generasi ke-generasi di Inggeris orang telah dilatih berdiri sendiri dengan djalan self government disekolah-sekolah.

Dengan demikian, begitulah pendapat konperensi itu, orang Inggeris sudah menanamkan didalam djiwa pemudanja rasa tanggung-djawab dan disiplin jang didasarkan atas persetudjuan dan musjawarah, Dan inilah jang sangat kurang diperhatikan dalam sistim pendidikan Perantjis. Gerakan-gerakan kepanduan dan badan-badan kepemudaan lainnja haruslah dipupuk sebaik-baiknja. Dapatlah dilihat disini penga-

11