ngan keberasalan oang Madura sendiri. Bila kita ikuti penyebaran orang Madura itu tidak saja tersebar di Jawa Timur, bahkan lebih jauh dari itu. Oleh karena itu permasalahan yang kedua ini akan menemukan kesulitan dalam pencaharian data bermukimnya orang Ma- dura tersebut di setiap pantai yang menghasilkan perahu. Penulis tidak melakukan pencarian data ini.
Masalah ketiga menyangkut bendanya, yaitu perahu itu sendiri. Dalam hal ini yang dimaksud dengan ’’ciri-ciri Madura’’ kalau dibahas mendalam pengertiannya akan menjadi kabur, lebih-lebih kalau beranjak dari studi perbandingan, yang kiranya akan terdapat persamaan dengan perahu dari Asia Tenggara lainnya. Dimana kemungkinan itu jelas ada, karena penduduk Nusantara berasal dari Hindia Belakang.
Langkah yang penulis lalui adalah mengambil secara umum. Jadi secara umum pengertian ’perahu Madura” ialah perahu-perahu yang terdapat di Madura dengan segala ciri-ciri tertentu yang dihasilkan oleh orang Madura atau keturunannya sejak beratus tahun, Ciri-ciri kemaduraan ini misalnya terdapat pada ’’lokeran”’ atau ’’cetongan” yang akan dibahas secara lebih mendalam pada bab-bab berikutnya.
Secara khusus istilah ’parao Madura’an” (perahu Madura) adalah sejenis perahu yang terdapat di Pasongsongan, yaitu perahu yang berlenggi lebar dengan ornamen dan andangan yang khas. Soal andangan akan dipaparkan lebih lanjut kemudian. Istilah *’parao” (berarti: perahu) bagi orang Madura memiliki pengertian khusus, yaitu perahu yang berukuran besar, biasanya untuk pengangkutan perdagangan jarak jauh. Sedang perahu yang kecil disebut ’sampan’’. Sam- pan dipergunakan untuk mencari atau menangkap ikan, atau peng- angkutan jarak dekat.
Istilah-istilah lain yang terdapat di Madura ialah: ” parao-majang”’ untuk perahu penangkap ikan, “parao lajar’’ untuk perahu yang memakai layar. Jukong (jukung) adalah sampan yang dibuat dari kayu utuh dilubangi di tengahnya.
Ruang lingkup Menyadari akan apa yang telah diuraikan terdahulu, betapa luas perkembangan perahu Madura, maka penulis akan membatasi lingkup pembicaraan, hanya pada jenis-jenis perahu lokal saja, Misalnya seperti: Sampan polangan di Sepulu, jukung tiga roda di Sapeken, jukong Pajangan di Salopeng, sampan eder di Tanjung, parao kaci’ di Talang
3