Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/445

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 395 —

Habis berkata, laloe ia pergi ka kamar sakit, teranter oleh njonja roemah. Koetika doktor itoe soeda balik kombali, Durieux menanja dengen koerang sabar;
 „Bagimana, toewan, kaoe poenja pengliatan?"
 "Akoe tida ada harepan lagi. Akoe kira, ia tida bisa tahan sampe di ini soreh. Antara hidoep dan mati, bagi ia, ampir soeda tida ada bedahnja."
 „Apa ia bakal brangkat mati dengen tida djadi sedar kombali, doktor ? Apa ia tida nanti bisa kenali orang lagi, tida bisa bri selamat tinggal lebi doeloe padakoe ?"
 „Akoe kwatir, tida. Ia sekarang soeda tida ada poenja kakoewatan sama sekali."
 Durieux lepas kapalanja di senderan krosi, dan sembari menoetoepi moeka de­ngen kadoewa tangan, ia menangis tersedoeh-sedoeh.
 Toewan doktor sama njonja roemah, me­liati dengen rasa amat kasian. Anak-anak berkoempoel djadi satoe, dan jang paling ketjil tarik moeka, seperti ia djoega maoe toeroet menangis.
 Durieux tida ambil perdoeli pada samoea orang di sakiternja. Apa ia perdoeli, apa djoega orang nanti kira atas dirinja ? Pram-