Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/359

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 319 —

Aer moeka Sri Maha Radja Leopold ber­seri bahna teramat girang. Sadari ia kenal pada Caroline, belon pernah satoe kali ia ngalami si nona begitoe gampang maoe menoeroet ia poenja kahendak. Ia, jang sanantiasa kainginannja tida kenal halang­an, niatnja tida pernah toendoek pada permoehoenan jang menjegah, ia sekarang misti membentoek kapala atas apa si nona poenja kamaoehan! Hingga poen tida heiran, tatkalah meliat Caroline berlakoe begitoe manis, baginda poenja hati djadi sanget tergerak, dan sambil memeloek kentjeng-kentjeng pada si djantoeng hati, ia berkata:

„Kaoe baek sekali, hati djiwakoe!”

Kasian! Si kolot soeda tida lagi bisa pahamken, bahoewa dengen klakoean itoe, boekan sekali Caroline menoeroet ia poe­nja kahendak, tapi ada berboeat goena diri sendiri.

Pah bandot soeda djadi mabok betoel-betoel kerna bertjinta. Ia memeloek begitoe lemboet pada si djantoeng hati, sabagi I djoega pasangan orang moeda, jang ber­tjinta-tjintahan di boelan Mei. Tjara demi­kian iaorang djalan menjimpang ka satoe djalanan ketjil. Tapi di itoe sa'at djoega,