Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 13 —

ombak, hanja berdiri sabagi satoe karang ditengah-tengah laoetan politiek, sembari sanantiasa goenaken mata boeat kaslamatan rahajat.

 „Denger, akoe ini hendak tjeritaken satoe impian, jang sanget ngeri dan haibat. Me­mang, akoe poen pernah mendenger orang berkata, impian tida boleh dipertjaja, dan akoe ada satoedjoe sekali dengen itoe perkatahan. Aken tetapi di doenia ini jang sanget loewas, adalah satoe matjem impian jang haibat, hingga akoe sendiri misti rasa mengeri . . . . .”

 Salagi bitjara, soearanja permeisoeri ada terdenger seram sekali, sedeng roepanja poen djadi berobah tatkalah mengatoer omongan. Baginda mengawasi sadja pada istrinja. Matanja permeisoeri ada terliat satoe sinar jang begitoe loear biasa, hingga membikin baginda djadi kaget, dan minggir ka samping.

 „Aken tetapi, Maria, kaoe mengapa? Kaoe bertingka begitoe aneh, hingga mem­bikin akoe . . . . .”

 „Diam, Leo!” berkata permeisoeri sem­bari menoetoep moeloet soeaminja dengen tangan. „Dengerlah! Akoe nanti tjerita­ken padamoe . . . . .