Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
70

corak budaya yang keras pula. Sejalan dengan itu maka sejak masa kanak-kanak Frans Kaisiepo telah dituntut oleh suatu keberanian di dalam mengarungi hidup. Dan dengan seleksi alam yang ketat ia terus tumbuh bukan saja menjadi manusia kuat, ibarat kokohnya pulau karang diterjang ombak samudra, tetapi telah membawa cahaya terang untuk bangsanya, bagaikan mercusuar tegak berdiri di pulau terpencil memberi peringatan kepada setiap yang lewat.

Meskipun ia hidup di lingkungan masyarakat yang sarat dengan tradisi, akan tetapi ia tidak terperosok kedalam kehidupan yang berbaur dengan masa kepurbakalaan. Hal ini dapat terlihat, karena Frans Kaisiepo dilahirkan dari keluarga yang telah tersentuh dengan kemajuan zaman. Frans Kaisiepo tepat waktunya telah dapat mengikuti lembaga pendidikan resmi. Kemudian dapat meneruskan pada sekolah Guru dan Sekolah Pamong Praja dan berhasil memperoleh ijazah.

Dalam meniti karier dimulainya dari Guru, suatu pekerjaan yang mulia karena pekerjaan ini membawakan missi kemanusiaan terutama untuk mencerdaskan bangsa. Akan tetapi kemudian kehadiran Japang telah memutuskan aktivitasnya dengan pekerjaan tersebut, karena ia ditengkap dan kemudian ditunjuk oleh pemerintah Jepang menjadi mandor onderneming di Ransiki Manokwari.

Ketika Indonesia sudah merdeka, sedangkan Irian Barat masih dalam cengkeraman pihak Belanda, Frans Kaisiepo pindah dengan memulai karier dalam bidang pemerintahan. Dari prastasi-prastai yang dicapainya, ia terus berjalan meniti karier di dalam bidang pemerintah ini. Puncak karier Frans Kaisiepo diperolehnya adalah setelah Irian Barat kembali kedalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Ia adalah salah seorang putra Irian Barat yang mendapatkan kesempatan untuk diangkat menjadi Gubernur, Kepala Wilayah Tingkat I Propinsi Irian Barat periode tahun 1964-1973.

Perkenalan Frans Kaisiepo dengan tokoh-tokoh Digulis telah menularkan faham kebangsaan yang kental di dalam dirinya dan ini telah menjadi alat keyakinan politiknya untuk mengusir imperialis Belanda dari bumi Indonesia, Irian Barat khususnya.

Dengan bahasa politiknya yang fasih, ia bersama kawan-kawan seperjuangan secara diam-diam terus merapatkan barisan untuk