Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/73

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

59

Dari didikan itu, anak-anak tumbuh bukan saja pisiknya, tetapi rohani juga terisi dengan ilmu yang bermanfaat untuk hidup dan kebidupannya. Dan ini terlihat dari kehidupan anak -anaknya dewasa ini yang salah satu anaknya kawin dengan seorang Dosen dan salah satu tenaga pengajar di Universitas Cenderawasih Irian Jaya. Sedang si bungsu Manuel Kaisiepo hidup mandiri sebagai kolomnus yangmemiliki wawasan luas dan tulisannya sering dimuat didalam lembaran Harian Kompas.

Dalam masa-masa mengemudikan bahtera hidup bersama istri tercinta, Anthomina Arwan telah merasakan suka dukanya. Hal demikian sebagaimana layaknya seorang Pegawai Negeri dalam enjalankan tugas selalu berdasarkan Surat Keputusan perintah dari atasan, yang dalam hal ini waktu adalah Pemerintahan Hindia Belanda. Merekalah yang mengatur dan menentukan jalannya pemerintahan. Sehubungan dengan itulah maka Frans Kaisiepo bersama keluarganya yang sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya untuk melaksanakan tugas ikut dari satu tempat ke tempat yang lain, bahkan dari kota yang penuh terpencil. Pada setiap tempat ia bertugas paling lama mereka menetap selama dua tahun.

Begitulah seterusnya, sehingga Frans Kaisiepo bersama keluarga tercinta sudah menjelejahi laut, udara dan daerah pedalaman bumi Irian Barat yang dimulai dari Biak, Manokwari kapala burung sampai ke Fak-Fak di ujung perbatasan dengan timur (Papua Nieuw Guiniea).

Dalam melakukan perpindahan ini, agaknya dapat dibayangkan betapa repotnya, karena perpindahan ini bukan saja memboyong anak istri dan barang yang diperlukan, melainkan juga adalah menghadapi berbagai problema yang membutuhkan pemecahan yang cepat, terutama dalam hal beradaptasi dengan masyarakat setempat yang menganut corak ragam kebiasaannya. Begitu juga keganasan bumi Irian yang kala itu masih perawan dan sangat sulit ditembus. Alat transportasi vital hanyalah perahu, dan selebihnya dilakukan dengan jalan kaki dengan yang berat serta menakutkan.

Kesemua itu telah dilakukan oleh Frans Kaisiepo, namun demikian ia terus meniti hidup dan kehidupan sambil menenteng anak istri yang dicintanya dengan penuh rasa tanggung jawab.