Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/70

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

56

Dalam berkomunikasi, Frans Kaisiepo memiliki keunikan karena dalam penampilan awal ia kelihatan dingin dingin saja. Akan tetapi setelah terlibat dalam pembicaraan diri dalam suasana dan alur pembicaraan. Sehingga tampak berwibawa karen pembicaraan menjadi hidup dan memikat.

Begitu juga dalam memecahkan permasalahan yang timbul, ia bertindak bijaksana. Sehingga kebijakan atau keputusan yang diambilnya tidak merugikan bagi pihak manapun. Karenanya banyak pendapat yang mengatakan," bahwa Frans Kaisiepo dalam memecahkan atau memutuskan suatu permasalahan bertindak sebagai pendeta ".2

Sidang dalam usaha menanggulangi kehidupan, ia bukanlah penganut meterialistis, kalau boleh disamakan dengan kaum sufi ia termasuk orang zuhud, karena keperluan hidup seperlunya saja. Keinginan memupuk harta benda sebagai kekayaan tidak ada niat dalam dirinya. Tidak pernah terlintas dalam hatinya untuk mempergunakan jabatan sebagai alat untuk memperoleh kekayaan pribadi . Dan hal itu telah dibuktikannya, ketika ia mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara Pepera dalam menentukan status Irian Barat telah mengembalikan sisa dananya kepad Kas Negara tanpa mengambil sepeserpun.3 Bahkan di balik sifat kedermawananlah yang selalu ditunjukkan Frans Kaisiepo. Ia tidak dapat menolak apabila ada yang membutuhkan pertolongan atau bantuan. Dan untuk itu bantuan uang umpamanya ia tidak segan- segan untuk meminta kepada istri, sehingga karenanya tidak jarang terjadi perselisihan kecil dalam rumah tanggnya, namun bagi Frans Kaisiepo jawabannya enteng sdaja, "nanti rezeki kita datang dari tempat lain".

Sifat yang demikian itu agaknya selain pembawaan juga berangkat dari pengalaman hidup yang telah dirasakannya sebagai orang yang ditanggal ibunya sejak kecil. Kemudian dalam menjalani kehidupan ia telah berhadapan dengan berbagsi corak kehidupan yang keras. Kesemua itu telah menyentuh hati nuraninya bagaimanakah penderitaan teman, saudaranya dan bangsanya yang digolongkan

________________________________

2 Wawancara dengan Nyonya Maria Magdalena Moorwahyuni Fruns Kaisiepo, tanggal 17 April 1995 di Jalan Stasiun Batutulis Bogor

3 Ibid